Winnetnews.com – Pasca melontarkan ujaran kontroversional mengenai Presiden Soekarno dan Nabi Muhammad SAW, Sukmawati Soekarnoputri mendapatkan respon keras dari berbagai ormas Islam di Indonesia. Selain Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah, Syariat Islam juga ternyata melontarkan balasan tajam terhadap pernyataan Sukmawati.
“Itu memang tidak pantas diucapkan dengan membandingkan Nabi Muhammad engan Soekarno di konteks abad ke 20. Memang tidak ada Nabi Muhammad di abad 20, tapi pernyataan membandingkan seperti itu jadi tidak relevan. Hal yang dilontarkan itu berlebihan dan tidak bisa merasakan keberagaman dari umat Islam,” kaya Ketua Umum Pmimpinan Pusat Syarikat Islam, Hamdan Zoelva, dikutip dari Detik.com, Senin (18/11).
Hamdan kemudian menyarankan kepada Sukmawati agar belajar lebih dalam tentang Islam. Ia bahkan membandingkan Sukmawati dengan ayahnya yang memiliki pemahaman tentang Islam lebih kuat.
“Saya kita Sukma ini kalaupun seorang Muslim, harus bisa belajar Islam lebih baik. Ayahnya itu kan dalam sekali Islamnya. Soekarno itu memiliki pemahaman Islam yang sangat luar biasa. Sayang sekali ia tidak ikut bapaknya,” lanjut Hamdan.
Lebih lanjut, Hamdan menilai perbandingan yang dilakukan Sukmawati tidak proposional. Perbandingan ini juga menurutnya bisa menyinggung perasaan umat Islam.
“Ya betul penempatan kata dan pembandingan itu tidak pantas. Ini kan masalah rasa, bukan debat kusir, ini masalah rasa, bagaimana perasaan umat, yang memang tidak pantas dibandingkan. Dua hal yang berbeda, nabi seorang nabi, Sukarno seorang pejuang dan proklamator, itu konteks yang beda, jadi nggak perlu dibanding-bandingkan,” kata Hamdan.
Sebelumnya, Sukmawati dilaporkan oleh Korlabi ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama terkait ucapannya membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW. Selain Korlabi, Sukmawati juga dilaporkan oleh Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) ke Bareskrim Polri.
Perkataan Sukmawati ini terlontar dalam acara diskusi 11 November lalu saat dirinya memberikan kotbah tentang perjuangan kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019.
sumber: winnetnews.com
