IDJATIM – Sebagai upaya untuk menghindari penyebaran faham-faham radikalisme di Kabupaten Sumenep, Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Sumenep kembali merealisasikan Program kerjanya untuk yang kedua kalinya dengan menggelar kegiatan Talk Show bersama dengan tajuk “Kaum Muda, Intoleransi dan Radikalisme Agama”.
Talk Show tersebut berlangsung di Sekretariat Hanura Jl. DR. Wahidin No. 34 , Lingkungan Dhalem, Pajagalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep pada Pukul 08.00 WIB – Selesai, Selasa, (27/12/2022) .
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kapolres Sumenep AKBP Edo Setya Kentriko, yang bertindak sebagai pembicara pertama, KH.M. Kholqi KR, M,Sc sebagai pembicara kedua. kalangan serta pemuda aktivis yang terdiri dari HMI, PMII, GMNI, IMM, IPNU – IPPNU dan sederet organisasi kepemudaan lainnya.
Shohebul Umam, Ketua Umum SEMMI dalam sambutannya mengajak kepada seluruh hadirin terkhusus pengurus untuk sama-sama berkomitmen membangun kontra narasi terhadap tindakan-tindakan yang chauvinistik – intoleran terkhusus di Kabupaten Sumenep.
”Karena pada tahun 2022 ini sebagaimana Informasi yang beredar bahwa, Sumenep ini telah mengamankan terduga teroris yang mengancam keharmonisan dan kohesi sosial masyarakat Sumenep” katanya.
Lebih lanjut Pengurus IAA pusat ini menegaskan dan meyakini bahwa radikalisme agama sama berbahayanya dengan narkoba bahkan lebih parah, karena keduanya dapat membungkam masa depan cerah bangsa Indonesia.
“Oleh karena itu, selaras dengan apa yang disampaikan oleh Pengurus Besar SEMMI dibawah kepemimpinan Bintang Wahyu Saputra. SEMMI harus gencar dan kontinyu dalam melaksanakan agenda-agenda yang berkenaan dengan isu-isu radikalisme agama dengan cara mengedukasi serta menormalisasi agar masyarakat kemmudian dapat memfilter paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Sumenep, AKBP Edo Setya Kentriko sebagai keynote speaker dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa dirinya sangat mengapresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemuda SEMMI.
“Sebab memang, isu radikalisme menjadi bagian terpenting untuk dijadikan diskursus sebagai bekal pemahaman secara utuh, dan SEMMI ini telah mampu mengambil peran itu semua” ungkapnya.
Lebih lanjut orang nomor satu di kepolisian ini mrnyampaikan, bahwa persoalan radikalisme di wilayah Sumenep bukan pada tingkat darurat lagi tetapi sudah nyata.
“Sumenep menjadi Kabupaten terbanyak akan menangkap para teroris, oleh karena itu, forum-forum seperti ini di harapan dapat menghasilkan rekomendasi untuk dijadikan bahan serta landasan untuk melawan Radikalisme Agama terkhusus di wilayah Sumenep” ungkapnya.
Sedang, KH. M. Kholqi KR sebagai pemateri kedua dalam panduannya menjelaskan secara eksplisit ihwal radikalisme agama, sikap intoleran serta peran kaum muda terhadap keduanya.
“Radikalisme merupakan paham ideologi yang biasa digunakan sebagai kepentingan politik dari fase ke fase. Dan seringkali membuncah dalam siklus pergantian kepemimpinan. Tak ayal jika akhir-akhir ini menjelang perhelatan demokrasi 2024 isu-isu tersebut mulai terasa anyir baunya” jelasnya.
Secara tegas, Cendekiawan Muda asal Kecamatan Gapura ini menyarankan, agar para generasi muda bisa mengambil bagian dari pencegahan faham-faham radikalisme yang ada, khususnya di Kabupaten Sumenep.
“Untuk melawan gerakan radikalisme, kita harus membangun pengetahuan dan pemahaman terhadap akidah agama, tidak hanya dari sudut pandang ayat-ayat perang saja, namun pemuda harus menjadi kelompok mainstream yang paling terdepan dalam membangun pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya radikalisme agama” pintanya.
Pada sesi akhir didorong, tampak suasana ruangan menjadi hidup dengan munculnya berbagai pertanyaan monohok dari peserta yang hadir. Bahkan tidak hanya itu saja, peserta dipersilakan oleh pemateri untuk mencurahkan segala bentuk keresahan yang terjadi di masyarakat ihwal anomali kehidupan yang terhindar dari norma keagamaan.
sumber: idjatim.com