MADINA – Sumutexpose.id DPC Syarikat Islam (SI) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mendukung pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) XIV DPW SI Provinsi Sumatera Utara yang akan berlangsung pada 9 hingga 10 Desember 2022 mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua (karateker) SI Kabupaten Madina, Dede Hafirman Said M.Ag di Kecamatan Panyabungan, Rabu (7/12/2022).
Dede Hafirman mengatakan, Muswil DPW Syarikat Islam Provinsi Sumatera Utara akan berlangsung di Gedung Madinatul Munawaroh atau Komplek Asrama Haji Medan.
Seluruh Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, kata Dede akan hadir dalam Muswil tersebut. Dari pengurus di Kabupaten Madina sendiri akan berangkat 15 orang.
“DPC Syarikat Islam Madina sangat mendukung Muswil ini, tentunya rasa bangga dapat kita rasakan karena pengurus Sumut sangat peduli dengan kadernya di daerah. Kami juga berdoa semoga Muswil ini berjalan lancar serta melahirkan pemimpin yang bermanfaat bagi para kader serta seluruh masyarakat,” ucapnya.
Dede yang juga Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Madina ini berharap kepada seluruh kader di Madina agar sama-sama mendukung jalannya Muswil karena tujuan organisasi masyarakat ini sangat jelas yakni membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat.
“Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Mari kita besarkan organisasi ini di Sumatera Utara terkhusus di Kabupaten Madina,” tegasnya.
Dede juga berharap siapapun yang terpilih untuk menjadi ketua DPW Syarikat Islam Sumut nanti bisa membawa SI yang lebih baik dan mampu membangkitkan semangat para Kader di daerah khususnya di DPC se- Sumatera Utara.
Dapat diketahui bahwa Sarekat Islam adalah organisasi dagang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh K.H Samanhudi pada 16 Oktober 1905. Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam dengan tujuan untuk menggalang kerja sama antara pedagang Islam demi memajukan kesejahteraan pedagang Islam pribumi.
Latar belakang didirikannya SDI tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo adalah karena adanya keinginan untuk memajukan kepentingan ekonomi para pedagang Islam di Indonesia. Pada saat itu para pedagang keturunan Tionghoa telah lebih dulu maju usahanya dibandingkan milik pribumi.
Selanjutnya pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang lain seperti politik.
sumber: sumutexpose.id