Sosok mantan anggota Polresta Samarinda Ismail Bolong terus menjadi pembicaraan masyarakat Indonesia pasca video pernyataannya terkait setoran dana dari aktivitas tambang ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP Perisai) Chandra Halim menilai permintaan maaf yang disampaikan Ismail Bolong tidak cukup karena tindakannya telah mencoreng korps Bhayangkara.
“Kami berharap aparat hukum tegas terhadap Ismail, meskipun dia telah melakukan klarifikasi melalui pernyataan barunya namun tindakannya telah mencoreng nama baik institusi Polri,” kata Chandra dalam keterangannya, Senin (7/11).
Sebelumnya, video pernyataan Ismail yang mengaku pernah menyetor uang tambang ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto viral di media sosial.
Chandra berpandangan tindakan Ismai akan berdampak buruk bagi nama baik Polri serta bisa menimbulkan perspektif liar di mata masyarakat.
“Setiap pihak yang terlibat dalam proses pembuatan video serta penyebarnya harus diusut dan diproses secara hukum karena telah merugikan institusi Polri,” kata Chandra.
Selain itu, Chandra mendorong Polri untuk secapatnya memproses Ismail terkait pengakuannya yang menyebut dirinya sebagai pengepul tambang liar.
“karena jelas Ismail telah melakukan praktik pengepulan tambang tanpa izin sehingga berpotensi merugikan negara,” demikian Chandra.
sumber: rmoldkijakarta.id