LANGIT7.ID, Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva turut memberikan pandangan tentang sosok Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam(PP Persis), Ustaz Jeje Zaenudin. Menurut dia, Ustaz Jeje merupakan sosok ulama muda dalam organisasi Pusat Persatuan Islam (Persis) yang memiliki pemikiran sangat maju dan inklusif.
“Kalau saya baca disertasinya doktor Jeje itu luar biasa, bagaimana Islam itu masuk dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dengan cara yang smart dan kemudian (diterapkan) pendekatan-pendekatan yang lebih smart,” kata Hamdan Zoelva saat di wawancara Langit7, Jumat (22/9/2022).
Ia melanjutkan, dengan bekal pemikiran yang sangat bagus, yaitu transformasi Islam dalam kehidupan bangsa dan negara, tak heran mengapa Ustaz Jeje menjadi salah satu petinggi Persis yang mumpuni.
“Jadi saya kira mengenal Pak Jeje sebagai salah satu tokoh muda Persis yang menonjol dalam pemikiran itu,” ujarnya.
Mengenai agenda Muktamar XVI Persis, sebagai organisasi Islam besar yang berusia hampir satu abad, ia berharap Persis harus melakukan hal-hal besar untuk masa depan negara dan umat Islam Indonesia.
Persis, tambah dia, merupakan organisasi yang melahirkan tokoh-tokoh luar biasa dalam bidang dakwah, politik, dan negara seperti salah satu sosoknya yakni Mohammad Natsir yang dikenal memiliki visi jauh ke depan. Hal tersebut dapat menjadi inspirasi Persis untuk berperan besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.
“Persis ini organisasi besar yang memiliki umat yang cukup kuat dan solid. Memiliki peran yang strategis untuk berpartisipasi dalam membangun umat dan bangsa Indonesia,” ujar Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI) Indonesia ini.
Ulama Muda Visioner yang Low Profile
Memiliki nama kecil Hafid Zaenudin, Ustaz Jeje Zaenudin bin Mardi Amsari lahir di Ciawi Tasikmalaya pada 18 Juni 1969. Bertolak dari bumi Parahiyangan, sejak tahun 1991 sampai dengan 1998, ustaz Jeje tinggal di daerah Matraman Jakarta Timur. Kemudian hijrah ke Tambun Bekasi tahun 1998. Dan sejak tahun 2012 tinggal di Tambun Utara Bekasi dengan mendirikan Pesantren An-Nahla Al Islamy. Saat ini, ustaz Jeje dikarunia empat anak, dua laki-laki, dan dua perempuan dari pernikahannya dengan Hj Ineu Fitriah binti Aang Abdurahman dari Ciawi Tasikmalaya pada tahun 1995.
Dalam pendidikan formal, ustaz Jeje menempuh tingkat dasar dan tingkat menengah pertama di MI dan MTsN di Ciawi Tasikmalaya tahun 1984 dan tahun 1987. Ini sambil sekolah sore dan malam hari belajar Al-Quran di Pesantren Sukamanah. Selanjutnya pada tingkat menengah atas ditamatkan di Madrasah Aliyah secara pararel dengan mondok di tingkat Takhasus dan Mu’allimin Pesantren Persatuan Islam (PPI) 67 Benda Tasikmalaya antara tahun 1987 sampai 1991.
Selesai Mu’allimin di Benda, ustaz Jeje melanjutkan tingkat pendidikan tinggi tingkat diploma bidang dakwah hingga tingkat Magister di beberapa Institut Agama Islam di Jakarta hingga tahun 2004. Pada tahun 2013 ustaz Jeje meraih gelar Doktor dalam konsentrasi Hukum Islam dan Perundang-undangan pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung tahun 2013.
Komitmennya yang kuat dalam gerakan dakwah dan organisasi keislaman, keluasan wawasan dan ilmu, serta keluwesannya dalam pergaulan dengan berbagai organisasi pergerakan Islam menyebabkan ia banyak diminta gabung dengan berbagai organisasi dan lembaga dakwah. Namun sebagai kader militan Persis, ia tetap mengutamakan mengabdi pada Jam’iyyah Persatuan Islam. Sejak lulus dari Pesantren Persatuan Islam 76 Benda tahun 1991 ia hijrah ke Jakarta dan mendirikan Pemuda Persis Cabang Senen Jakarta Pusat. Kemudian menjadi Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Persis Jakarta Pusat tahun 1993-1996.
Setelah itu, ia diamanahi Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Persis DKI Jakarta tahun 1996 sampai 2004 hingga diamanahi menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis tahun 2005 sampai 2010 yang dituntaskannya dengan baik. Pada Muktamar Persis yang ke XV di Pondok Gede Jakarta, ia ditarik menjadi Wakil Ketua Umum PP Persis masa Jihad 2015-2020.
Di antara 11 karya-karya Ilmiah berupa buku yang diterbitkan Ustaz Jeje, yaitu Amerika diambang kehancuran, terjemahan dari Bahasa Arab; Metode Penegakkan Hukum Islam di Indonesia, ringkasan disertasi; Politik Hukum Islam: Konsep, Teori, dan Praktiknya di Indonesia; Panduan Puasa Ramadhan, Iktikaf, Lailatul Qadar, dan Mudik Lebaran; Akar Konflik Umat Islam; Fikih Dakwah Jam’iyyah: Jam’iyyah Bukan Bid’ah; Memilah Hak dan Bathil; Risalah Hati; Risalah Cinta; Risalah Harta; dan Kontribusi dalam buju Bunga Rampai Pemikiran Hukum Islam.
sumber: langit7.id