TAUSIAH KEAGAMAAN TENTANG AKHLAK
PENGONTROLAH DIRI
DEFINISI PENGOTROLAN DIRI (2)
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Jumat, 16 September 2022
Istilah “pengontrolan diri” yang ada di dalam bahasa Indonesia disebut atau diterjemahkan dengan “murāqabah” di dalam bahasa Arab. Jadi, pengontrolan diri itu adalah murāqabah.
Secara kebahasaan (lughawi) kata murāqabah (مراقبة) berasal dari akar kata raqaba (رَقَبَ) – yarqubu (يَرْقُبُ) – ruqūb (رُقُوْبًا). Kata raqaba (رقب) ini terdiri atas tiga huruf, yaitu ra (ر) – qa (ق) dan ba (ب), yang menunjukkan makna “sesuatu yang berdiri tegak dan lurus untuk menjaga sesuatu yang lain.” Sesuatu yang berdiri tegak dan luruslah yang dapat menegakkan dan meluruskan orang lain. Jadi, sifat tegak dan lurus itu terlebih dahulu ada di dalam dirinya, baru dia dapat menegakkan dan meluruskan sesuatu yang lain.
Dari makna asal itu kemudian lahir makna-makna yang lain dari kata raqaba (رقب) itu, seperti “menjaga, mengawal, menantikan, mengawasi, mengamati, memimpin, dan memeriksa.” Dari kata ini lahir beberapa kata yang lain, di antaranya raqīb (رقيب), yang berarti “pengawal, penjaga, dan pengawas” dan al-Raqīb (الرقيب), yang berarti “Yang Maha Mengawasi”, yang merupakan salah satu nama dan sifat-sifat Allah swt.
Kata murāqbah adalah bentuk mashdar (kata dasar) dari kata kerja rāqaba (راقب) – yurāqibu (يراقب) – murāqabah (مراقبة), yang berarti “menjaga, mengawal, dan mengawasi.” Dari kat ini lahirlah kata al-murāqib المراقب) ) yang berarti “pengawas”, seperti pengawas ujian.
Secara istilah murāqabah (مراقبة), pengontrolan diri, menurut Ibn al-Qayyim, ialah “pengetahuan dan keyakinan kuat yang terdapat di dalam diri seorang hamba bahwa ia selalu berada dalam pengawasan Allah swt, baik dalam perkara yang diketahui dan dapat dilihat oleh orang lain maupun perkara yang dirahasiakan.”
Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa seseorang yang selalu takut kepada Allah karena pengetahuan dan keyakinannya bahwa Allah selalu mengawasi dan melihat yang dilakukannya, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, maka itu disebut pengawasan dan pengontrolan diri (murāqabah).
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12