WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Syarikat Islam (PP-SI) Ferry Juliantono menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit akibat efek pandemi Covid 19 adalah keputusan yang salah.
Akibat lain kenaikan harga BBM ini katanya adalah inflasi yang meroket, kenaikan harga barang, daya beli turun, pemutusan hubungan kerja, sementara bantuan langsung tunai sebagai pengalihan subsidi hanya mampu beberapa bulan saja .
Ujung semua kondisi ini menurut Ferry pemerintah sendiri yang akan rugi. Dimana tingkat kepercayaan publik akan rendah dan pemerintah di anggap tak cakap mengelola ekonomi sampai memicu potensi ketidak stabilan akibat perlawanan rakyat.
Hal itu dikatakan Ferry Juliantono dalam keterangan tertulisnya menanggapi keputusan pemerintah menaikkan harga BBM di Jakarta, Senin (5/9/2022).
Menurut Ferry, pendekatan kebijakan keuangan negara masih neo liberal yang pro pasar bukan pro rakyat.
“Keadaan rakyat saat ini sedang susah karena pandemi sekarang di tekan lagi dengan kenaikan harga BBM,” kata dia.
Dan kenaikan ini menurutnya menyebabkan inflasi yang tinggi sehingga sebagian besar rakyat akan tambah jatuh bangun untuk bertahan hidup.
“Keputusan pemerintah yg salah akan menimbulkan dampak sosial politik yang besar. Gelombang protes rakyat menjadi wajar ketika aspirasi mereka semakin tidak terdengar. Ada perasaan umum di masyarakat bahwa negara makin tidak adil,” kata Ferry yang juga pernah dibui pada 2008 selama setahun karena menentang kenaikan harga BBM.
“Kekuatan massa akibat kenaikan BBM dan inflasi yang tinggi bisa menyatukan gelombang perlawanan rakyat,” ujarnya
sumber: wartakota.tribunnews.com