TAUSIAH KEAGAMAAN
PERSIAPAN MENGHADAPI AKHIRAT (1)
Ahmad Thib Raya
Banyuwangi-êl-Hotel, Kamis, 30 Juni 2022
Kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang bersifat sementara, tidak akan kekal abadi. Dunia hanyalah tempat persinggahan, dan tempat untuk berusaha, sedangkan akhirat adalah terminal akhir, tempat untuk memetik hasil dari segala usaha di dunia. Untuk menghadapi kehidupan akhirat, setiap manusia harus mempersiapkan dirinya masing-masing untuk menghadapi alam akhirat.
Alam akhirat adalah tempat untuk menerima hasil yang telah dilakukan selama di dunia ini, kalau usahanya baik di dunia ini maka hasil yang diperolehnya di akhirat nanti pun akan baik pula, akan tetapi, jika hasil usahanya di dunia ini tidak baik maka hasilnya di akhirat pun tidak akan baik. Untuk itulah, maka manusia harus mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan Allah, melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Segala aturan Allah yang dituangkan dalam bentuk perintah yang harus dikerjakan dan larangan yang harus ditinggalkan adalah tuntunan yang harus diikuti dan ditegakkan setiap manusia. Menegakkan aturan-aturan Allah itu merupakan keberuntungan bagi manusia, sedangkan melalaikan aturan-aturan merupakan kerugian besar bagi manusia. Allah memerintahkan kepada manusia untuk beriman, beramal saleh, dan berbuat kebajikan.
Semua itu ditujukan untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi manusia. Manusia diperintahkan untuk beriman kepada Allah, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para nabi dan rasul, kepada hari kemudian, dan kepada qada’ dan kadar.
Manusia diperintahkan untuk melaksanakan salat, menunaikan puasa Ramadan, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji. Semua ini dimaksudkan agar manusia kelak di alam akhirat nanti akan mendapatkan kehidupan yang berbahagia sesuai dengan amal kebajikan yang dilakukannya di dunia ini.
Selama hidupnya di dunia ini manusia diperintahkan untuk mendapatkan kehidupan yang baik. Untuk itu, mereka harus berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan hidupannya, mereka berusaha mendapatkan kehidupan yang layak, mereka mencari nafkah dengan berbagai macam cara dan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan masing-masing, dan bahkan Allah menginginkan mereka untuk mendapatkan harta yang sebanyak-banyaknya dan mencegah diri mereka dari kefakiran dan kemiskinan.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12