TAUSIAH KEAGAMAAN
KESEIMBANGAN HIDUP UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT (1)
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Sabtu, 25 Juni 2022
Allah telah menciptakan bagi manusia kehidupan dan kematian dengan maksud agar Allah dapat menilai siapa di antara manusia itu yang dapat melakukan amal-amal yang terbaik. Kehidupan yang telah diciptakan bagi manusia di dunia ini merupakan kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk berusaha dan melakukan segala upaya yang hasilnya akan dapat dirasakan oleh manusia itu sendiri, tidak hanya sewaktu mereka masih hidup di dunia ini, tetapi juga dapat dirasakan di alam nanti, yaitu alam akhirat. Kehidupan sesudah mati yang diciptakan oleh Allah untuk manusia di akhirat nanti merupakan kesempatan untuk menikmati dan merasakan hasil yang telah dilakukan sewaktu berada di alam dunia. Oleh sebab itu, ajaran Islam menegaskan bahwa dunia ini merupakan tempat untuk menanam tanaman yang hasilnya dipetik di akhirat kelak.
Ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadis-hadis Rasulullah sama-sama menegaskan bahwa manusia harus dapat mengusahakan keseimbangan hidup, baik untuk di dunia di satu sisi maupun untuk akhirat di sisi lain. Ini berarti bahwa manusia tidak boleh mengutamakan salah satu sisi saja di atas sisi yang lain, seperti mementingkan kehidupan dunia saja tanpa memperhatikan kehidupan akhirat, atau sebaliknya mengutamakan kehidupan akhirat saja tanpa memperhatikan kehidupan dunia. Islam tidak menginginkan terjadinya hal seperti itu.
Hal ini antara lain dapat dilihat dalam Al-Qur’an, Surat Al-Qashash (28): 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Ada 5 hal pokok yang terkandung di dalam ayat di atas, yaitu
1) Perintah untuk mencari dan meuntut kebahagiaan dunia akhirat pada apa yang telah dianugerahkan Allah di dunia ini,
2) Larangan Allah agar manusia tidak melupakan bahagiannya dari kenikmatan dunia,
3) Perintah Allah untuk berbuat ihsan (berbuat kebajikan) kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada manusia,
4) Larangan Allah agar manusia tidak berbuat kerusakan di muka bumi, dan
5) Allah menyatakan ketidaksukaannya terhadap orang yang berbuat kerusakan.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12