TAUSIAH KEAGAMAAN
KEHIDUPAN DAN KEMATIAN (1)
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Kamis, 23 Juni 2022
Kehidupan dan kematian yang silih berganti dialami oleh manusia itu pada hakikatnya adalah ujian (Al-Qur’an, S. Al-Mulk, 67: 2). Kehidupan yang dialami sekarang ini adalah sebuah kehidupan setelah melewati periode kematian, dan setelah kehidupan di dunia ini akan kita liwati lagi kehidupan setelah melewati sebuah kematian. Kehidupan manusia di dunia ini menjadi ujian berat bagi manusia, karena Allah swt. ingin menguji siapa di antara manusia itu yang lebih baik amal kebajikannya, siapa yang lebih jelek amalnya.
Semua amal yang dilakukan selama hidup di dunia ini akan diperiksa dan dipertanggungjawabkan, dan akan diterima ganjaran dan hasilnya di akhirat nanti. Ujian yang diberikan oleh Allah adalah ibadah, yang di dalamnya terkandung perintah dan larangan. Perintah harus dikerjakan dan larangan harus ditinggalkan dan apakah manusia mampu bertindak sesuai dengan ketentuan itu atau tidak.
Untuk melakukan ibadah itu, manusia diberi tuntunan yang tertuang di dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi. Tuntunan itu akan menjadi petunjuk bagi manusia dalam mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Al-Qur’an dan Hadis menjadi guide yang harus selalu dipedomani oleh setiap manusia. Agar manusia tidak sesat di dalam perjalanan di atas dunia ini, manusia berkewajiban untuk membaca dan memahami petunjuk di dalam Al-Qur’an dan hadis itu.
Al-Qur’an merupakan manifestasi dari segala perintah dan larangan Allah, sedangkan hadis merupakan pelengkap dari Al-Qur’an, yang merupakan manifestasi dari penjelasan-penjelasan Nabi yang petunjuknya belum terdapat di dalam Al-Qur’an secara lengkap. Manusia yang selalu berpegang kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi, selama hidupnya tidak akan pernah sesat. Karena Nabi telah bersabda: “Aku telah meninggalkan dua petunjuk bagi kalian, dan kalau kalian berpegang kepada keduanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya”.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12