TAUSIAH KEAGAMAAN
Manusia Dan Ibadah Kepada Allah (2)
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Rabu, 22 Juni 2022
Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Hal ini dengan tegas dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an S. Adz-Dzariyat, 51: 56: “Aku tidak akan menciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada-Ku”. Ayat ini menegaskan bahwa manusia selama hidupnya harus mewujudkan tujuan utama penciptaannya itu dengan melaksanakan ibadah kepada Allah swt., menjalankan perintah dan larangan yang telah ditentukan bagi mereka. Manusia yang telah melakukan ibadah adalah manusia yang telah memenuhi tujuan penciptaannya dan manusia yang tidak melakukan ibadah adalah manusia yang telah menentang tujuan penciptaannya.
Sejak berada di dalam rahim, janin – yang akan menjadi manusia dan akan hidup di dunia ini – telah menyatakan kesiapannya untuk mengakui Allah sebagai tuhannya (Al-Qur’an, S. A‘raf, 7: 172). Pernyataan ini akan berimplikasi kepada keharusan bagi setiap manusia untuk melakukan ibadah kepada-Nya. Setelah manusia berada di dunia ini, tidak semua waktu diwajibkan kepada manusia untuk melakukan ibadah, karena Allah Maha Tahu bahwa kalau setiap waktu manusia diberikan kewajiban akan memberatkan.
Kewajiban yang dibebankan kepada manusia sesuai dengan kemampuannya dan Allah sangat tahu batas kemampuan manusia itu. Manusia mulai dibebankan kewajiban untuk beribadah adalah mulai baligh, dan mulai pada saat inilah semua amal ibadah manusia mulai dicatat dan diperhitungkan oleh Allah swt., sedangkan sebelum balig tidak ada kewajiban apa pun dan karena itu segala perbuatan yang dilakukannya sebelum balig tidak akan dicatat dan diperhitungkan untuk dipertanggungjawabkan. Mulai dari usia balig hingga datangnya ajal, manusia harus beribadah kepada Allah swt.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12