TAUSIAH KEAGAMAAN
LIMA HAL YANG MENGHAMBAT BERTAUBAT
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Selasa, 14 Juni 2022
Taubat harus dilakukan dengan penuh keikhlasan disertai keyakinan bahwa taubat yang dilakukannya pasti diterima dan dikabulkan oleh Allah swt. Seseorang tidak boleh ragu tentang taubat yang dilakukannya itu. Keyakinan tersebut akan mengantar seseorang untuk bertaubat dengan sebaik-baiknya. Untuk melakukan taubat, seringkali muncul hambatan-hambatan psikologis yang menyebabkan seseorang melakukan taubat, seperti berikut:
1. Karena meremehkan dosa
Dosa yang telah dilakukan, sekecil apapun dosa itu, tidak boleh dipandang enteng, tidak boleh dipandang remeh, dan tidak boleh dianggap sepele. Dosa sekecil apapun yang telah dilakukan telah mengotori diri dan jiwa yang diciptakan dalam keadaan bersih oleh Allah swt. Dosa adalah kotoran jiwa, yang tidak akan pernah hilang tanpa taubat dan permohonan ampun.
2. Karena mengandalkan hanya ampunan Allah
Ada orang yang berpandangan bahwa sebesar apapun dosa, dan sebanyak apapun dosa itu, pasti Allah mengampuninya, tanpa harus bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya karena Allah adalah Maha Pengampun. Anggapan ini adalah anggapan yang sangat keliru karena menjadikan seseorang tidak mau melakukan taubat dan permohonan ampun. Mintalah kepada Allah baru Allah memberi. Harus ada upaya yang dilakukan, baru Allah memberi.
3. Karena putus asa mendapatkan ampunan
Dalam bertaubat seseorang tidak boleh putus asa. Seseorang harus selalu optimistik bahwa taubat yang dilakukannya pasti diterima dan dikabulkan oleh Yang Maha Pemberi taubat. Keputuasaan terhadap ampunan itu akan membawa seseorang untuk tidak melakukan taubat.
4. Karena tidak menyadari hakikat dosa dan kemaksiatan
Kita harus dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk, mana perbuatan dosa dan mana perbuatan maksiat. Perbuatan yang baik harus ditingkatkan, sedangkan perbuatan buruk harus dihindarkan dan dijauhi. Ketidaktahuan terhadap perbuatan dosa itu menyebabkan seseorang tidak melakukan taubat karena tidak mengetahui apa yang diminta untuk diampuni Allah.
5. Berdalil dengan takdir
Kita seringkali mendengar bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri manusia itu adalah takdir dari Yang Maha Kuasa, baik yang menyangkut perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Memang demikian adanya, tetapi ada banyak hal yang dapat disaksikan dalam kehidupan kita sehari-hari bahwa perbuatan itu adalah ikhtiar (upaya) yang dilakukan oleh manusia. Sebagai contoh, perbuatan zina. Berbuat zina telah dilarang dalam agama, dan hal itu harus dihindari. Kalau seseorang jatuh ke dalam zina, apakah itu takdir Tuhan. Hal itu bukanlah takdir Tuhan, tetapi ikhtiar (upaya) yang dilakukannya sendiri. Dalil takdir ini juga menyebabkan seseorang tidak mau melakukan taubat terhadap dosa-dosanya.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12