ketika kita mengosongkan perut dengan berpuasa dalam rentang waktu sekian jam, maka organ tubuh itu pun bekerja dengan ringan. Beban yang harus “diolah” oleh kerja instrumen dalam tubuh ini berkurang banyak, sehingga sirkulasi darah pun menjadi baik. Selama berpuasa sebulan itu, metabolisme tubuh mengalami proses pemulihan untuk kembali normal. Dari sinilah kemudian kesehatan itu adalah benar terjaga. Maka Rasul pun bersabda, “Puasalah niscaya kau akan sehat: Shumu tashihu.”
Betapa hebatnya pengaruh dari kekosongan perut dalam konteks puasa itu yang sungguh memberikan kekuatan-kekuatan atau kelebihan dalam hal lain. Para ahli lalu mendapatkan kesimpulan bahwa dengan berpuasa itu akan menghadirkan tiga kecerdasan bagi pelakunya.
Pertama, Kecerdasan Spiritual (Ruhani). Orang yang terbiasa dalam mengerjakan ibadah puasa, sikap rohani atau spiritualitasnya menjadi terlatih dan terasah. Ia semakin cerdas dalam memahami nilai-nilai kehidupan dengan memerdekatkan pada sentuhan pemahaman spiritualitasnya, karena memang dari berpuasa itu akan terbangun semangat ruhaniah yang tinggi.
Kedua, Kecerdasan Emosional. Dengan terbiasa melatih diri untuk senantiasa tegar dalam menjalani kehidupan hari-hari di dalam kondisi tubuh yang lemah, yang kemudian terbangun adalah kemampuan mengendalikan diri sehingga melahirkan keseimbangan emosional.
Menahan diri untuk tidak melakukan pekerjaan yang sesungguhnya diperbolehkan (halal) adalah bukan sesuatu yang mudah. Ketika seseorang haus, dan dengan amat mudah ia dapatkan seteguk air tetapi karena ia harus konsisten dengan “perintah tak meminum air” itu, maka ia abaikan air yang sesungguhnya dapat menyegarkan kerongkongan itu. Melalui puasa pula, kita dilatih untuk menahan dan mengendalikan sikap emosional. Kita menjadi orang yang sabar dan menahan amarah. Lama-kelamaan emosi diri kita pun menjadi terasah dan menemukan kecerdasannya.
Ketiga, Kecerdasan Fisik (Jasadi). Rutin untuk membiasakan tubuh dalam keadaan kosong tetapi dengan tetap tidak meninggalkan kebiasaan dalam bekerja, yang membutuhkan tenaga dan stamina, pada gilirannya menjadikan badan atau raga ini menjadi sehat dan ia terbiasa dalam kecerdasan membawa dirinya di lapangan kehidupan yang bagaimanapun berat tantangannya.