PEMUDAMUSLIM.ORG, ACEH – Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Aceh melakukan kunjungan ke Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), selasa 12/4. Rombongan diterima oleh Plt Ketua DPRA Aceh Safaruddin, S.Sos, MSP diruangnya.
Dalam Sambutan pengenalannya Safaruddin menyampaikan terimakasih atas kunjunganya PW pemuda Muslim Aceh dan mengatakan bahwa persoalan Aceh cukup banyak, Aceh tidak sedang dalam baik–baik saja. Persoalan Kesehatan seperti stunting, tingkat harapan hidup, persoalan JKA, Pendidikan dan lainnya sebagainya.
“Kami menyampaikan terimakasih atas kunjungannya PW pemuda Muslim Aceh, karna Aceh butuh fikiran – fikiran segar dari anak muda. Saya sendiri boleh dibilang patron anak muda di Aceh, maka saya wajib diri saya untuk berkerja secara maksimal, sehingga para pemuda tidak diremehkan” Ungkap Safarudin
Yulizar Kasma Ketua PW Aceh mengatakan bahwa Pemuda Muslim Aceh mendukung kelanjutan JKA sementara, tentu pemerintah Aceh dan DPRA dapat mengawal pengalihan data warga dari PBI APBA/JKA ke PBI APBN/KIS. Program Jaminan Kesehatan Aceh merupakan program yang sangat dibutuh masyarakat, karena Pembiayaan kesehatan mereka dijamin oleh Negara.
JKA ini awalnya mengusung model pembiyaan yang berbeda yaitu jaminan Universal Health Coerage. Persoalanya adalah pembiayaan ini sangat besar jika dibandingkan Pembiayan JKA Tahun 2010 Rp241.9 Milyar, 2011 Rp400 Milyar, Rp419 Milyar dan pada 2012-2013 Rp419 Milyar dengan kepersertaan 1.8 juta jiwa.
Pada Kurun waktu 19 bulan saat bermitra dengan Askes dari 1 juni 2010 s/d 31 Desember 2011 telah melayani sebanyak 2.812.862 kasus. Sejak tahun 2014 itu anggaran APBA untuk JKA Rp337.577.619.400,00, biaya pelayanan Yang dibayar BPJS mencapai Rp734.871.532.757,00 dengan subsidi Rp397.293.913.367,00 lebih 100% defisitnya, pada Tahun 2015 anggaran premi JKA Rp436.102.285.800,00 subsidi BPJS mencapai Rp305.421.994.797,00 hampir 90 % defisitnya. Mulai tahun 2017–2021 premi dari JKA naik mencapai 1 Triliun lebih namun tetap saja defisit, hanya pada tahun 2020 memiliki kelebihan sekitar Rp27.421.979.006,00
“Dulu sekitar 400 Milyar kita kelebihan uang dan fasilitas pelayanan cukup banyak bisa didapat oleh Masyarakat, tapi pasca dengan BPJS 1 triliun masih defisit” ungkap Yulizar.
Tingginya pembiyaan ini juga karna angka kesakitan manusia Aceh cukup tinggi, menunjukan program pencegahan Kesehatan berbasis promosi di Aceh tidak maksimal. Termasuk cakupan Imunisasi Anak diseluruh Aceh terendah se-Indonesia yaitu dibawah 50%.
“Semua orang berbicara Stunting, padahal persoalan Imunisasi dasar anak, Aceh terendah, ini harus disuarakan secara Bersama dan diwujudkan dalam bentuk kebijakan untuk mengejar percepatan.” sambung Yulizar.
Ketua PW Aceh melalui Sekretaris wilayah Irwan Saputra mengatakan bahwa Pemuda Muslim Aceh hadir untuk menjadi mitra pemerintah dan berbegai sektor, sebagai Organisasi Sayap Syarikat Islam kita bergerak untuk ikut menyumbangkan fikiran dan bekerja bersama terkait hal mendasar seperti Pendidikan dan Kesehatan di Aceh.
Disamping itu pembiayaan JKA ini tidak lepas dari dana Otsus yang membantu APBA serta politik Nasional, apapun kebijakan di Pusat akan berimbas ke Aceh. Tahun depan mulai turun menjadi 1 %. Dibandingkan lobi Papua, Aceh kalah jauh. Papua berhasil mendapatkan suntikan otsus 2.25 % DAU APBN hingga Tahun 2041. Untuk itu perlu dibangun komunikasi khusus agar Otsus Aceh yang berusia sekitar 5 tahun lagi harus bisa berlanjut.
Untuk itu Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Aceh menyampaikan sikap terkait dua persoalan di Aceh dan Nasional sebagai berikut:
A. Persoalan Kesehatan Aceh
1. Kami mendukung evaluasi pembiyaan JKA untuk ditinjau Kembali karna terlalu besar, disisi lain menurut data, BPJS selalu defisit dari iuran PBI APBA/JKA.
2. Segera merumuskan JKA dengan skema pembiyaan yang efektif untuk untuk menunjang masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas, skema yang kami usulkan bukan berbasis jasa medis tapi tunjangan kepada nakes yang dibayar lansung oleh Pemerintah Aceh.
3. Pembiayan Kesehatan berdasarkan UU Kesehatan minimal 10 % dari APBA, tapi Aceh hampir 20 % dari APBA ,namun kualitas derajat Kesehatan masyarakat Aceh belum optimal dibuktikan dengan tingkat kesakitan masih tinggi dan imunisasi anak masih dibawah 50%.
4. Kami meminta DPRA juga menyuarakan masalah Imunisasi anak, karna Aceh terendah di Indonesia dibawah 50 %. Padahal imunisasi adalah hak anak yang harus didapatkan, jika tidak, maka potensi Aceh lost generasi 20 -30 tahun kedepan.
B. Pesoalan Hukum, Sosial dan Politik
1. Meminta kepada DPRA untuk fokus mengadvokasi perpanjangan otsus Aceh dan turunan dari UUPA.
2. Menolak wacana penundaan pemilu dan wacana 3 periode Presiden.
3. Menolak kenaikan Pajak dan BBM
Pada Kunjungan tesebut Jajaran Pimpinan Wilayah Pemuda Muslim Aceh yang hadir yaitu: Yulizar Kasma Ketua Wilayah, Irwan Saputra Sekretaris, Saidi Hasan Ketua Harian, Al Fajar Wakil Ketua, Nahlul Hayat Wakil Ketua, Tgk. Riki Satria Bidang Pendidikan Dakwah, Muklisin, Abu Is, Iskandar dan Mustafa dari Biro Pengembangan Usaha Pemuda serta Zawir Rahmi dan Riyan dari Korp Putri Muslimin Indonesia Provinsi Aceh.
Reporter: SY
Kategori: Pimpinan Wilayah
Bidang Media Dan Penggalangan Opini
PB Pemuda Muslimin Indonesia
sumber: pemudamuslim.org