LAZUARDI IMANI
Belajar Jadi Orang Zuhud
Oleh: Syafrudin Djosan
PALING SULIT dalam hidup ini adalah bagaimana menjadi orang yang zuhud. Sementara, salah satu dipentingkannya perintah ibadah shaum bagi kaum yang beriman adalah guna melatih diri para hamba, agar mereka tidak mudah terjerembab dalam gemerlap dunia yang penuh dengan tipu daya. Dunia itu dapat melalaikan kita dari urusan akhirat.
Dunia dengan isinya ini, jika diperturutkan sungguh akan memalingkan pandangan manusia dari mengingat Allah SWT. Dunia dapat melalaikan manusia dari mengabdi kepada-Nya dan membuai manusia untuk enggan melakukan amal salih serta menabung kebajikan untuk hari akhirat.
Melalui shaum disertai ibadah penyertaan lainnya itulah diri yang memiliki perangkat akal, hati, dan dria ini dilatih agar menjauh dari berbuat hal-hal yang dapat “melalaikan akhirat” tersebut. Dengan berpuasa, kita diajarkan untuk bersikap zuhud, yaitu meletakkan urusan duniawiyah lebih rendah ketimbang urusan ukhrawiyah. Meninggikan urusan ukhrawi dan mengutamakan urusan ilahiah di atas kepentingan dunia. Tetapi, tentu saja tidak serta-merta meninggalkan sama sekali soal-soal keduniaan, sesuai dengan fitrah manusia.
Zuhud adalah sikap laku yang dapat memberikan ketenangan pada ruh dan jasad dalam melakukan ketaatan dan melahirkan kenikmatan dalam beribadah kepada-Nya. “Kezuhudan di dunia akan menjadikan hati tenang dan badan tidak lelah.” (Hadits riwayat Thabarani-Baihaqi)
Puasa melatih seseorang untuk menjadi taqwa dan memiliki sikap zuhud, yang kelak akan beroleh suatu “kesudahan yang baik”, sebagai-mana dinukilkan dalam surah Al-Qashash 83, yang artinya: “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Sedangkan lima hal yang menjadi elemen potensial dan berpengaruh sebagai “perusak dunia” adalah sikap laku yang suka berbohong, bergunjing, suka menghasut (adu domba), memfitnah, dan memandang dengan rasa syahwat. Inilah lima potensi yang ada dalam tingkah laku manusia yang merupakan musuh lama kita, yang harus dikalahkan dengan sikap kezuhudan.
Fattaqullaha Mastatha’tum.
Kategori: Majelis Ilmu
Penulis adalah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan PB Pemuda Muslimin Indonesia
sumber: pemudamuslim.org
Follow Berita Syarikat Islam di Google News