TAUSIAH KEAGAMAAN
YANG SALEH AKAN BAHAGIA DAN YANG SALAH AKAN SENGSARA
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Jakarta-Matraman, Rabu, 9 Februari 2022
Semua manusia dalam kehidupannya di dunia dan di akhirat menginginkan kebahagiaan, kesenangan, ketenangan, keselamatan, dan kenikmatan, tidak hanya yang bersifat lahiriah, tetapi juga yang bersifat batiniah, tidak hanya di alam dunia ini, tetapi juga di alam akhirat. Untuk mendapatkan semua itu, manusia harus berupaya dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan berbagai hal yang baik sebagai bekal di alam akhirat.
Yang hakiki dalam kehidupan di dunia ini adalah kebahagiaan dan ketenangan, dan kenikmatan yang dicapai dengan jalan yang diridhai dan sesuai dengan tuntunan Allah swt. Sebaliknya yang semu dalam kehidupan di dunia ini adalah kebahagiaan, ketenangan, dan kenikmatan yang dicapai dengan jalan yang dibenci dan tidak sesuai dengan tuntunan Allah swt.
Kesenangan, ketenangan, dan kebahagiaan hidup manusia di akhirat adalah yang hakiki, kekal, dan abadi. Semua itu dicapai oleh manusia karena amal kebajikan yang dilakukannya di dunia ini. Amal kebajikan akan menghasilkan pahala, dan pahala hanya akan didapat oleh mereka yang telah melakukan kebajikan. Oleh sebab itu, kehidupan di alam dunia ini, dalam situasi dan kondisi apapun, di tempat dan waktu apapun, harus diisi dengan amal kebajikan.
Kesengsaraan, siksaan, dan hukuman selama kehidupan di akhirat didapat oleh mereka yang melakukan kejahatan di dunia, maksiat kepada Allah swt. Maksiat mereka di dunia akan menghasilkan siksaan dan kesengsaraan di akhirat. Oleh sebab itu, selama manusia hidup di dunia harus menjauhi berbagai hal, perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari tuntunan Allah swt.
Batas akhir dari usia dan kehidupan manusia dirahasiakan oleh Allah swt. Waktu ajal datang kepada manusia tidak akan pernah diberikan. Oleh sebab itu, kita harus selalu siap menghadapi ajal dan maut itu. Sebelum ajal datang dan usia ditutup, maka manusia harus berusaha dan beramal kebajikan sesuai dengan tuntunan Allah swt. Orang-orang yang melakukan hal ini adalah orang-orang yang beruntung, sementara yang tidak melakukan ini merupakan orang-orang yang merugi.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12