Merdeka.com – Geliat surat kabar di Jawa Barat kian terasa usai terbitnya salah satu koran legendaris bernama Medan Prijaji. Surat kabar asli Bandung, asuhan Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo itu dikatakan sudah berdiri sejak Januari 1907.
Ketika itu, banyak koran-koran yang mulai mewartakan seputar pergerakan rakyat pribumi, hingga perpanjangan tangan pemerintah di masa Hindia Belanda. Kaum elit dan kelas menengah sama-sama memanfaatkan surat kabar sebagai media advokasi demi kepentingannya.
Salah satu wilayah Jabar yang memiliki geliat surat kabar cukup kuat adalah Cirebon. Bahkan di antaranya sudah ada yang turun cetak sejak paruh tahun 1800-an. Tercatat ada lima koran yang diketahui merupakan surat kabar awal di kota pesisir Utara Jabar itu. Berikut informasi selengkapnya.
Tjiremai (1890)
Kota Cirebon sejak pemerintah Hindia Belanda telah menjadi pusat kegiatan ekonomi hingga sosial yang terkenal. Kepopulerannya ditunjang dengan hadirnya surat kabar sebagai jembatan informasi ke luar daerah.
Adapun salah satu koran yang cukup terkenal di masa itu adalah Tjiremai. Mengutip makalah yang ditulis oleh Wahyudi Pratopo via academia.edu, Rabu (9/2), munculnya surat kabar tersebut salah satunya dipengaruhi oleh adanya usaha percetakan dan penerbitan Belanda serta Tionghoa sekitar tahun 1890.
Disebutkan, Tjiremai merupakan pelopor sarana komunikasi cetak yang menggunakan Bahasa Belanda, dan tertulis Zaterdag atau hari Sabtu.
Empat Surat Kabar Lain di Cirebon
Setelah redupnya Tjiremai pada awal abad ke-20, beberapa penggerak berusaha meneruskan perputaran informasi melalui terbitnya empat surat kabar lain seperti “Poesaka Cirebon” pimpinan Darma Atmaja, “Warta Tjirebon”, “Soeloeh Ra’jat” pimpinan Anwar Djarkasih dan Cheribonsche Courant.
Sebelum abad ke-20, kebanyakan isi dari media cetak tersebut merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah Hindia Belanda. Mereka menyebarkan tulisan persuasif guna mengatur tatanan sosial masyarakat demi membantu perputaran politik mereka.
Namun, beberapa waktu setelahnya mulai terlihat sejumlah upaya menyerang pemerintahan Hindia Belanda yang dikenal licik, dan kerap memperalat rakyat.
Kritisnya Surat Kabar di Jawa Barat
Mengutip merdeka.com/peristiwa edisi 11 Februari 2013, surat kabar di Jawa Barat saat itu memang terkenal kritis. Hal ini diperkuat lewat goresan tinta dari Tirto Adhi Soerjo yang terbit di Medan Prijaji.
Tulisan-tulisannya vulgar mencela Belanda dan kroni-kroninya. Salah satu tulisan yang terkenal saat itu yakni ‘Betapa Satu Pertolongan Diartikan’. Tulisan ini menyoroti Aspiran Kontrolir A Simon dan Wedana Cangkrep Purworejo terkait konspirasi saat pemilihan lurah di Desa Bapangan.
Tirto ketika itu menyoroti permainan Simon, dengan membuat calon yang mendapat suara terbanyak dikriminalisasi dan dihukum. Dipilihlah saingannya yang sama sekali tidak mendapat dukungan dari rakyat.
Tirto yang marah mendengar itu sampai menyebut A Simon sebagai monyet ingusan. Medan Prijaji pun digugat dalam kasus ini. (tertulis di Pramoedya Ananta Toer dalam buku ‘Sang Pemula’.)
Selain itu, Tirto di Medan Prijaji juga membuat tulisan lain seputar banyaknya kepala desa di Banten yang memeras rakyatnya. Memungut pajak seenaknya tanpa aturan. Tulisan itu diterbitkan Medan Prijaji tahun 1909.
sumber: merdeka.com