TAUSIAH KEAGAMAAN
MENJALANI KEHIDUPAN DAN KEMATIAN (13)
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Jakarta, Ancol-Hotel Mercure, Kamis, 20 Januari 2022
Kehidupan dan kematian yang silih berganti dialami oleh manusia itu pada hakikatnya adalah ujian. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Mulk [67]: 2: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Ujian yang harus dijalani oleh manusia adalah ujian amal. Allah memberikan kehidupan kepada seluruh manusia untuk memberi ujian. Allah ingin melihat siapa di antara manusia itu yang paling baik amalnya. Bertambah usia yang diberikan Allah kepada manusia, maka bertambah lama juga mereka menjalani ujian itu.
Kehidupan yang dialami sekarang ini adalah sebuah kehidupan setelah meliwati periode kematian, dan setelah kehidupan di dunia ini akan kita liwati lagi kehidupan setelah meliwati sebuah kematian. Kehidupan manusia di dunia ini menjadi ujian berat bagi manusia, karena Allah swt. ingin menguji siapa di antara manusia itu yang lebih baik amal kebajikannya, siapa yang lebih jelek amalnya. Semua amal yang dilakukan selama hidup di dunia ini akan diperiksa dan dipertanggungjawabkan, dan akan diterima ganjaran dan hasilnya di akhirat nanti. Ujian yang diberikan oleh Allah adalah ibadah, yang di dalamnya terkandung perintah dan larangan. Perintah harus dikerjakan dan larangan harus ditinggalkan dan apakah manusia mampu bertindak sesuai dengan ketentuan itu atau tidak.
Untuk melakukan ibadah itu, manusia diberi tuntunan yang tertuang di dalam Al-Quran dan hadis Nabi. Tuntunan itu akan menjadi petunjuk bagi manusia dalam mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Al-Qur’an dan Hadis menjadi panduan yang harus selalu dipedomani oleh setiap manusia. Agar kita tidak sesat di dalam perjalanan di atas dunia ini, kita berkewajiban untuk membaca dan memahami petunjuk di dalam Al-Qur’an dan hadis itu.
Al-Qur’an merupakan manifestasi dari segala perintah dan larangan Allah, sedangkan hadis merupakan pelengkap dari Al-Qur’an, yang merupakan manifestasi dari penjelasan-penjelasan Nabi yang petunjuknya belum terdapat di dalam Al-Qur’an. Manusia yang selalu berpegang kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi, selama hidupnya tidak sesat. Karena Nabi telah bersabda: “Aku telah meninggalkan dua petunjuk bagi kalian, dan kalau kalian berpegang kepada keduanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya”.
Kehidupan di dunia ini merupakan terminal untuk menuju ke akhirat, dan dunia menjadi tempat persinggahan sementara, tidak kekal dan tidak abadi. Kehidupan manusia di dunia ini bersifat sementara dan semua manusia akan kembali ke hadirat-Nya setelah pindah dari alam dunia ini menuju ke alam akhirat. Kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang kekal abadi, selama-lamanya. Kehidupan akhirat menjadi tempat untuk menerima hasil dari amal dan pekerjaan yang dilakukan selama di dunia.
Bertambah banyak amal yang dikerjakan yang sesuai dengan tuntunan agama, maka bertambah banyak hasil, keuntungan, dan balasan yang diterima di akhirat nanti. Sebaliknya, yang sedikit amal kebajikannya di dunia ini, maka akan sedikit pula hasil yang akan diterimanya di akhirat nanti. Karena manusia, nanti, akan dibalas sesuai amalnya, yang amalnya baik akan dibalas yang baik pula, dan yang amalnya jahat akan diberi siksaan. Yang baik amalnya akan dituntun ke surga, dan yang tidak baik amalnya akan digiring masuk ke neraka. Karena itu, gunakanlah kesempatan dalam kehidupan di dunia ini dengan melakukan amal ibadah semaksimal mungkin kemampuan, dan ingatlah bahwa akhirat menjadi tempat untuk memetik buah dari amal itu.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12
Follow Berita Syarikat Islam di Google News