TAUSIAH KEAGAMAAN
GAPAILAH KESUKSESAN DENGAN KUNCI RAJIN
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Jakarta-Matraman, Selasa, 28 Desember 2021
Kesuksesan hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang rajin. Kalian harus rajin belajar, rajin mengikuti perkuliahan, rajin menyelesaikan tugas-tugas dari dosen kalian, serta rajin memanfaatkan semua waktu untuk belajar. Kata pepatah lama “Rajin pangkal pandai.” Jika Anda sebagai pekerja, apakah guru, apakah pegawai, atau lainnya maka kerajinan sangat dituntut. Orang yang rajin adalah orang yang tidak pernah selesai pekerjaannya. Jika dia telah selesai melaksanakan suatu kerjaan, dia tidak berhenti. Tetapi dia melanjutkan lagi dengan pekerjaan yang lain. Pendeknya, orang yang rajin selalu ada pekerjaan.
Kerajinan itu, antara lain diungkapkan oleh Allah dalam QS. Al-Syarh [94]: 1-8:
أَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَكَ صَدۡرَكَ ١ وَوَضَعۡنَا عَنكَ وِزۡرَكَ ٢ ٱلَّذِيٓ أَنقَضَ ظَهۡرَكَ ٣ وَرَفَعۡنَا لَكَ ذِكۡرَكَ ٤ فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا ٥ إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا ٦ فَإِذَا فَرَغۡتَ فَٱنصَبۡ ٧ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرۡغَب ٨
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu?
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Ayat 7 dan 8 dari surat ini menegaskan bahwa kalau sudah selesai satu pekerjaan (urusan), lalu kerjakan lagi urusan yang lain. Setelah engkau mengerjakan pekerjaan, berharaplah kepada Allah agar semua urusanmu itu sukses dan mendapat keberkahan dari Allah.
Rasulullah memuji orang-orang yang rajin, walau pekerjaan yang dilakukannya kecil. Rasulullah menyatakan:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَصِيرٌ، وَكَانَ يُحَجِّرُهُ مِنَ اللَّيْلِ فَيُصَلِّي فِيهِ، فَجَعَلَ النَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ، وَيَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ، فَثَابُوا ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ». وَكَانَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلُوا عَمَلًا أَثْبَتُوهُ. رواه مسلم
Dari Aisyah r.a, dia berkata. Rasulullah memiliki gangguan sesak dada. Suatu malam sesak dadanya itu mengganggunya, lalu Nabi tetap salat dalam keadaan demikian. Orang-orang melaksanakan salat sesuai dengan salat Nabi, dan pada siang harinya beliau memperpanjang salatnya. Lalu mereka mendapatkan pahala dari amal mereka itu. Lalu Rasulullah bersabda: “Wahai manusia. Wajiblah bagi kalian untuk melakukan yang engkau sanggup melakukannya. Karena sesungguhnya Allah tidak pernah bosan (memberi pahala kepada kalian) hingga kalian bosan melakukan amal itu. Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah amal yang selalu (senantiasa) dilakukan meskipun kecil. Sesungguhnya keluarga Rasulullah, apabila mereka melakukan sebuah amal, mereka konsisten (istiqamah) melakukannya. HR Muslim.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12