GEMBIRA DI LAWEAN
Suamiku…..
Anak-anakku….
Ijinkan bunda pamit untuk sebuah Idealisme. Jangan menangis anakku..Jangan repotkan bapakmu dan jangan merengek di depan nenekmu.Yakinlah ini lebih dari tugas…yakinlah ini bukan sekedar melaksanakan kewajiban tapi ini Adalah pengabdian bundamu untuk si’arkan Agama-Nya….bagi bunda ini panggilan jihad.
Maafkan suamiku untuk beberapa hari aku titipkan anakku padamu….aku kan pergi untuk menjawab panggilan jihad. Aku akan siarkan Agamaku semampu yang aku bisa.
Mungkin kedengaran naif….
Mungkin pula ada yang katakan pongah….
Bahkan mungkin ada yang menganggap berlebihan. Namun tidak bagiku…
Aku sangat sangat yakin Islam adalah agama yang paling sempurna dan Alloh sendiri yang akan menjaganya..namun bukankah Alloh SWT jualah yang menghendaki kita untuk berikhtiyar? Dan Alloh juga yang memfirmankan TIDAK AKAN BERUBAH NASIB SUATU KAUM BILA MEREKA TAK MERUBAHNYA mungkin dapat melalui pergerakan Syarikat Islam Agamaku akan benar benar menyelamatkan…
Ada pula yang sinis bahkan mencibir mana mungkin perjuangan melalui NADA KATA dan SUARA tapi bukankah untuk menjadi Islam juga melalui UCAPAN. Jangan remehkan ucapan karena ucapan kadang melebihi pedang bahkan senapan.
Ternyata hanya dengan suara perlehatan Majelis Takhim Syarikat Islam ke-41 mampu memompa semangat para mujahid yang berkumpul dari semua penjuru tanah air. Bahkan gema Allohuakbar,melalui celotehan Kembali ke lawean dan Mars Syarikat Islam yang di lantunkan penuh semangat, gembira bahkan centil mampu memberi warna indah di balik panggung yang megah.
Rasa haru, gembira, dan bangga bercampur menjadi satu. Ketika panggung menjadi hidup, ketika makna jihad menjadi warna siluet gembira, ceria,enteng, jauh dari kata mengerikan.
Terimakasih sahabatku…
Kau telah mampu warnai sejarah ke Indonesiaan. Teruslah berkarya, jangan ubah ceriamu, tetaplah dalam kegembiraan.
Fatakulloha masta’totum
Billahi fie sabilil haq
Subur, S.Pd,MM
Ketua YPI Cokroaminoto Banjarnegara
sumber: solusi.info