Jakarta – Sarekat Dagang Islam atau SDI merupakan sebuah perkumpulan para pedagang yang berganti nama menjadi organisasi pergerakan, Sarekat Islam (SI). SDI didirikan pada tahun 1911 oleh saudagar batik asal Surakarta, Jawa Tengah.
Berdirinya SDI dilatarbelakangi oleh keinginan untuk bersaing dengan pedagang Tionghoa yang pada saat itu melakukan monopoli terhadap perdagangan batik di Solo, dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Sugiharsono dkk. Praktik monopoli yang dilakukan oleh pedagang Tionghoa membuat para pedagang lokal dirugikan terlebih dalam menentukan harga.
Berdasarkan anggaran dasar SDI, tujuan organisasi dagang ini adalah untuk mengembangkan jiwa berdagang, memberikan bantuan kepada para anggotanya, memajukan pengajaran dan percepatan kenaikan derajat Bangsa Bumi Putra, dan menggalang persatuan umat Islam khususnya dalam kemajuan agama Islam.
Pendiri Sarekat Dagang Islam
SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi. Dia merupakan pedagang batik kelahiran Surakarta pada tahun 1868. Kyai Haji Samanhudi, begitu sapaannya dari masyarakat sekitar, memiliki nama kecil yaitu Sudarno Nadi. Nama tersebut merupakan pemberian dari kedua orang tuanya sejak ia lahir.
Samanhudi hanya menamatkan pendidikan formal sampai jenjang sekolah dasar (SD). Meski demikian, dia tetap belajar ilmu agama Islam di kota Surabaya. Dia mulai berdagang batik di Surabaya sambil mendalami ilmu agama.
Samanhudi terkenal sebagai tokoh perjuangan yang berjasa besar. Dia menjadi motor pendirian SDI untuk memajukan perekonomian para pedagang Islam di Indonesia. SDI berkembang bagus di bawah kepemimpinannya.
Perubahan Sarekat Dagang Islam Menjadi Sarekat Islam
Selaras dengan namanya, anggota SDI hanya terbatas pada pedagang yang beragama Islam. Namun, hal tersebut justru menghalangi SDI untuk mendapatkan anggota yang lebih banyak lagi. Maka dari itu, SDI berubah menjadi organisasi massa yang bernama Sarekat Islam atau SI.
Pada tahun 1912, SDI berubah menjadi SI. Pada saat itu, HOS Tjokroaminoto terpilih menjadi ketuanya menggantikan H. Samanhudi. HOS Tjokroaminoto terkenal sebagai aktivis yang anti penjajah.
Di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto, SI berkembang menjadi organisasi pergerakan yang ditakuti oleh kolonial Belanda. Aktivitas politiknya sangat menonjol pada waktu itu. Meski demikian, SI masih mengurusi kegiatan ekonomi dan sosial anggotanya seperti tujuan awal berdirinya SDI.
sumber: detik.com