TAUSIAH KEAGAMAAN
AKHLAK MULIA: SUKA MEMBERI
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Ciputat-Kampus UIN Jakarta, Rabu siang, 1 Desember 2021
Pemberian Allah kepada manusia tidak akan terhitung banyak dan jumlahnya. Tidak ada manusia yang mampu menghitung pemberian Allah itu. Kalau manusia melihat dan memperhatikan kepada dirinya, maka sangat banyak pemberian Tuhan kepada dirinya, baik yang bersifat fisik, jasmaniah, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, maupun yang bersifat rohaniah, seperti roh, akal, dan kalbu. Semua pemberian ini merupakan pemberian yang tidak akan bisa dihitung. Nikmat yang besar-besar mungkin dapat dihitung, tetapi nikmat yang kecil yang ada di dalam nikmat yang besar itu tidak mungkin dapat dihitung.
Kalau manusia memperhatikan apa yang ada di dekat dirinya, maka manusia akan melihat begitu banyak pemberian Allah kepada mereka. Pemberian ini akan menyebabkan manusia dapat hidup dengan baik dan sempurna. Tanpa itu semua, manusia tidak akan bisa hidup dengan baik dan sempurna, bahkan mungkin manusia tidak akan dapat hidup. Salah satu pemberian Tuhan adalah udara yang ada di sekitar manusia. Kalau lebih jauh manusia memandang ke seluruh penjuru, maka tidak akan terhitung banyaknya pemberian Tuhan kepada manusia.
Pemberian Tuhan itu mengharuskan manusia untuk menghayati secara mendalam dan mensyukurinya secara sempurna. Salah satu cara untuk mensyukrinya ialah dengan cara memberi kepada pihak lain sebahagian dari apa yang dimiliki manusia, yang juga merupakan pemberian Tuhan. Allah adalah zat yang maha memberi tanpa memperhitungkan berapa jumlah balasan yang diberikan manusia kepada-Nya. Allah tidak pernah menghitungnya. Demikian pulalah seharusnya manusia memberi kepada sesamanya, tanpa menghitung berapa banyak balasan yang diberikan sesamanya itu kepadanya.
Allah hanya memberi tanpa batas kepada manusia. Allah senantiasa memberi tanpa menghitung berapa yang harus dibalas oleh manusia. Pemberian Allah tidak dapat dibalas oleh manusia walau manusia memiliki alam ini seluruhnya. Allah hanya meminta kepada manusia mensyukuri pemberiannya itu. Kesyukuran manusia atau tidak atas nikmat Allah tidak mempengaruhi Allah. Kesyukuran manusia tidak akan pernah menambah kekuasaan dan kekayaan Allah. Tidak bersyukurnya manusia tidak akan pernah mengurangi kekuasaan dan kekayaan-Nya.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12