DUA KEKUATAN DALAM DIRI MANUSIA

Manusia pertama, yang disebutkan sebagai Adam, diciptakan oleh Allah swt. dari saripati tanah yang suci, lalu Allah memasukkan ke dalam dirinya ruh, yang juga bersuber zat yang suci yaitu Allah swt. Hawa sebagai manusia kedua diciptakan dari diri yang satu bersama Adam atau dari tulang rusuk Adam, yang juga berasal dari sumber yang suci. Manusia-manusia berikutnya lahir dari hasil percampuran antara sperma laki-laki dan ovum perempuan yang juga merupakan sesuatu yang suci, yang setelah melalui proses tertentu lahirlah manusia-manusia yang kemudian berkembang sesuai dengan kodrat-Nya.

Manusia memiliki jasad dan ruh. Jasad adalah tempat bersemayamnya ruh, sedangkan adalah sebuah kekuatan yang dapat memberikan kehidupan bagi jasad. Jasad tidak akan hidup tanpa ruh, dan ruh tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa jasad. Jasad yang masih memiliki ruh disebut nafs, sedangkan jasad yang sudah terpisah dari ruh disebut mayat.

Nafs bagi setiap manusia memiliki 2 kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah sejak azali (awal) sebagai sarana untuk menjalani kehidupan dunia sebagai khalifah fi al-ardh. Dua kekuatan tersebut, yaitu kekuatan yang baik (yang disebut taqwaha), dan kekuatan buruk (yang disebut fujuraha). Dua kekuatan ini sangat berbeda satu sama dan bahkan saling bertentangan arah yang ditujunya. Kekuatan taqwaha selalu mendorong manusia untuk berbuat baik, sedangkan kekuatan fujuraa selalu mendorong manusia untuk berbuat kejahatan.

Dari sinilah dapat dikatakan bahwa dengan 2 kekuatan itu, seorang manusia pasti dapat melakukan perbuatan baik sebagaimana juga ia dapat melakukan perbuatan buruk. Dengan demikian tidak ada manusia yang selama hidupnya hanya berbuat saja, dan tidak ada pula manusia yang hanya berbuat jahat selama-lamanya. Setiap manusia pasti punyai kebaikan, sebagaimana ia mempunyai kejahatan. Kebaikan akan menghasilkan pahala dan kejahatan akan menghasilkan dosa.