TAUSIAH KEAGAMAAN
TIGA KAWAN DI DUNIA DAN SATU KAWAN DI AKHIRAT
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Padang-Hotel Grand Zuri, Jumat subuh, 26 November 2021
Selama kehidupannya di dunia ini setiap manusia selalu ditemani oleh 3 kawan hidupnya, sedangkan kawan hidupnya di akhirat nanti hanya satu. Kawan hidup manusia di dunia ini ialah manusia (sesamanya), hartanya, dan amalnya. Ketiganya ini selalu mendampinginya kapan saja dan di mana saja. Manusia, sebagai kawannya, dapat membantu dia ketika mendapat kesulitan dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Manusia membantunya dalam banyak hal dan karena itu tidak ada satu pun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa lain. Harta kekayaan yang dimilikinya adalah kawan yang dapat membantu dia dalam kesulitan. Hartalah yang membantunya mengatasi kesulitan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus menggunakan hartanya. Amal adalah kawan yang selalu mendampinginya kapan dan di mana saja. Setiap ucapan, tindakan, dan perbuatan merupakan amal yang tidak pernah berpisah dari seseorang. Tiga kawan itulah yang selalu mendampingi setiap manusia dalam kehidupannya di dunia ini.
Dalam kehidupannya di akhirat nanti, kawan yang mendampingi manusia itu tinggal satu, yaitu amal. Sejak manusia menghembuskan napasnya yang terakhir, pada saat itulah dia mulai memisahkan diri dari dua kawannya yang pertama, yaitu sesama manusia dan hartanya. Dua kawannya, pada saat itu, tidak mampu berbuat banyak. Yang mampu dilakukannya hanyalah berapa hal saja, yaitu memandikannya, mengafankannya, menyalatkannya, mengikuti jenazahnya hingga kuburan, dan memakamkannya. Kendaraan yang dimilikinya hanya mampu mengantarkannya sampai ke kuburannya. Hartanya yang ikut sampai ke ke kuburannya hanyalah beberapa helai kain kafan yang berwarna putih. Setelah ia dikuburkan, dua kawannya itu akan kembali dan meninggalkan dia. Pendek kata, sesama manusia dan hartanya hanya mampu mengantarkannya sampai ke liang lahat.
Yang menemani dia di dalam kuburnya hanyalah amalnya. Kita tahu, bahwa amal itu terbagi atas dua macam, amal baik (kebajikan) dan amal jahat (kejahatan). Kalau selama hidupnya dia selalu beramal baik, maka yang selalu mendampinginya dalam kehidupan ini adalah kawan baik, dan sebaliknya apabila dalam kehidupannya di dunia ini dia selalu melakukan perbuatan jahat, maka yang selalu mendampinginya adalah kawan yang jahat. Demikian pulalah yang mendampinginya di akhirat nanti. Amal yang mendampinginya nanti tergantung dari amal yang dilakukannya di dunia ini. Amal yang baik itulah yang membantu dia untuk mendapat kebahagiaan di akhirat (surga) dan amal jahatnya itulah yang akan membawa dan menggiring dia untuk mendapatkan siksaan (neraka). Amal adalah kawan yang paling setia dalam kehidupan seseorang, tidak hanya menemaninya di dunia ini, tetapi juga menemaninya di akhirat. Perbanyaklah amal yang baik, karena menjadi yang membawa kita kepada kenikmatan di akhirat nanti.
Di akhirat nanti akan ditanyai dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt. Selain ibadah-ibadah yang ditanyai oleh nanti, hal-hal lainnya ialah seperti yang digambarkan Rasulullah dalam hadisnya:
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ.
Dari Ibn Mas’ud dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda: Setiap anak Adam di akhirat nanti tidak ditanyai oleh Allah tentang lima persoalan: 1) tentang pemanfaatan umur, 2) tentang pemanfaatan masa remajanya, 3) tentang cara memperoleh harta, 4) tentang pemanfaatan harta, dan 5) tentang pemanfaatan ilmu.
Umur yang diberikan Allah di dunia ini, yang bertahun-tahun, dan bahkan berpuluh-puluh tahun itu akan ditanya dan dipertanggungjawabkan di akhirat. Umur sebagai ciri kehidupan manusia telah dimanfaatkan untuk apa, apakah untuk mengabdi kepada Allah atau untuk bermaksiat kepadanya. Masa muda (remaja) yang merupakan masa yang energik itu telah digunakan untuk apa, untuk beribadah kepada Allah atau untuk bermaksiat kepada-Nya. Harta yang dimiliki itu apakah diperoleh sesuai dengan jalan yang diridhai Allah swt, atau diperoleh dengan jalan-jalan yang haram. Harta yang telah kita belanjakan di dunia itu, apakah telah dibelanjakan di jalan Allah atau di jalan setan. Ilmu yang dimiliki telah dimanfaatkan untuk apa, untuk meningkatkan amal ibadah kepada Allah atau telah digunakan untuk membuat kerusakan di bumi.
Semua itu nantinya akan dipertanggungjawabkan oleh setiap manusia. Persiapan yang secukupnya harus dilakukan sebelum kita dijemput menuju ke alam akhirat sana.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12