TAUSIAH KEAGAMAAN
MENGAPA SALAT MENJADI TIANG AGAMA?
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Padang-Hotel Grand Zuri, Kamis subuh, 25 November 2021
Ibadah salat lima waktu merupakan ibadah yang paling utama di dalam Islam. Salat lima waktu menjadi fondasi agama Islam yang harus ditegakkan. Tidak mengherankan kalau Rasulullah menyatakan:
الصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنَ وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنِ.
(Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa yang mendirikannya, berarti ia telah mendirikan agama. Barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah meruntuhkan agama).
Salat fardu merupakan kewajiban harian bagi setiap muslim, yang harus ditunaikan lima kali sehari semalam. Begitu pentingnya ibadah salat itu, sehingga tidak ada alasan bagi siapa pun yang mengaku muslim untuk meninggalkannya. Kalau tidak sanggup melekukkannya dalam keadaan berdiri, dia harus melakukannya dalam keadaan duduk, kalau tidak, dia harus melakukannya dalam keadaan berbaring, atau dengan acara apa pun semampu dia. Kalau tidak ada air untuk berwudu’, ia boleh tayamum. Semua ini menunjukkan bahwa kewajiban salat itu tidak dapat ditawar-tawar dengan halangan apa pun.
Selama bulan Ramadan tidak hanya salat fardu harian yang telah kita lakukan, tetapi juga kita telah melakukan salat fardu mingguan, yaitu salat Jumat, yang diwajibkan hanya kepada kaum laki-laki. Tidak hanya itu, kita juga lakukan dengan tekun telah melakukan salat-salat sunat rawatib yang menyertai salat-salat fardu itu, baik sebelum (qabliyyah) atau sesudahnya (ba’diyyah). Lebih dari itu, kita juga memanfaatkan waktu pada bulan Ramadan ini untuk melakukan aneka ragam salat sunat, baik pada siang hari maupun pada malam hari, seperti qiyamul lail, salat tarawih, salat witir, salat tahajud, salat duha, dan salat-salat sunat yang lainnya. Semua itu kita lakukan dalam rangka pengabdian dan keikhlasan kita beribadah kepada Allah.
Ajaran salat, apapun sifat dan bentuknya, mengandung ajaran yang sangat penting dalam pembinaan diri seorang muslim. Karena inti ajaran salat adalah pembinaan diri, maka salat yang dilakukan itu akan menjadikan seorang muslim sebagai pribadi yang patuh dan tunduk terhadap semua ajaran agama, menjadikannya pribadi yang mengenal dirinya sendiri sebagai hamba Allah, menjadikannya pribadi yang mengenal kelemahan dirinya, menjadikannya pribadi yang merasa memiliki kelemahan, dan menjadikannya pribadi yang merasa kecil di hadapan Allah swt. Tidakkah kita ingat, kalau kita salat, kita harus bersujud di lantai, yaitu suatu tempat yang paling rendah menurut pandangan kita, suatu tempat yang sederajat dengan kaki, bahkan tempat yang selalu diinjak-injak oleh kaki siapa pun. Tetapi ketika salat, tidak satu pun di antara kita, walaupun kita seorang pejabat tinggi, yang enggan untuk bersujud karena alasan tempat sujud. Semuanya, ketika salat, harus bersujud. Saya yakin, tidak ada satu pun di antara kita ini yang mau sujud di lantai itu, di luar salat.
Salat pada intinya berpengaruh pada pembinaan diri seseorang untuk menjadi manusia yang patuh dan taat kepada perintah Allah dan membiasakan dirinya untuk menjadi manusia yang teratur dan disiplin. Inti ajaran salat adalah pembinaan individu.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12