TAUSIAH KEAGAMAAN
KETIGA: UNGGUL DALAM MENJAGA
HUBUNGAN YANG BAIK DENGAN SESAMANYA
Ahmad Thib Raya UIN Jakarta
Jakarta Pusat-Matraman Dalam, Ahad pagi, 17 Oktober 2021
ASPEK KETIGA yang harus dibangun dalam pembangunan muslim yang unggul itu adalah kemampuan menjaga hubungan yang sangat baik dengan manusia yang lain. Manusia secara fitri adalah manusia sosial, yang harus hidup bersama, bekerja sama dengan pihak lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri di alam dunia ini yang luas. Dia membutuhkan orang lain, dia membutuhkan teman, dia membutuhkan pendamping, dan dia membutuhkan manusia lain. Dengan begitu, manusia akan mampu menjalani kehidupannya ini dengan baik, tidak hanya karena usahanya sendiri, tetapi usaha dan bantuan orang lain.
Hal ini, seperti dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Hujurat [49]: 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Kata لتعارفوا tidak hanya diartikan secara sederhana dengan “saling kenal-mengenal,” tetapi juga harus diartikan dengan “saling bantu-membantu, tolong-menolong, bekerja sama dalam berbagai bidang untuk mencapai kemaslahatan, kesejahteraan, dan kemakmuran bersama.
Di dalam ayat yang lain QS. Ali Imran [3]: 103: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Dalam hadisnya Rasulullah menerangkan sebagai berikut: “Dari Nukman bin Basyir r.a., dia berkata Rasulullah saw. telah bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, kecintaan, ketersambungan hubungan mereka bahwa sekujur badan. Apabila salah satu anggota merasakan sakit, maka seluruh badan akan ikut merasakan sakitnya. HR. Al-Thabrany.”
Di hadis yang lain Rasulullah menyatakan: “Dari Abdullah Ibn Umar, dia berkata bahwa Raulullah saw pernah bersabda: “Seorang dengan seorang muslim yang lain adalah saudar. Seorang muslim tidak boleh menzalimi muslim yang lainnya. Barangsiapa yang memeuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa melepaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan melepaskannya dari kesulitannya di hari kiamat nani. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat.” HR. Ahmad.”
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.1