TAUSIAH KEAGAMAAN
TIGA HAL YANG MENDORONG MANUSIA
MENCINTAI KEBESARAN, KEBAIKAN, DAN NIKMAT ALLAH
KEEMPAT: MANUSIA MENCINTAI PENCIPTANYA
Jakarta-Kediaman Matraman, Jumat pagi, 10 September 2021
Ahmad Thib Raya-UIN Jakarta
Manusia harus menyadari bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya yang menyebabkan ia dapat menjalani kehidupan yang baik dan sempurna adalah karunia Allah. Demikian pula halnya, segala kenikmatan yang ada di luar dirinya adalah anugerah Allah yang tak terhingga yang diberikan kepada manusia. Tanpa nikmat-nikmat itu manusia tidak akan mungkin hidup di alam dunia. Kebaikan yang diberikan oleh manusia kepada pihak juga bersumber dari kebaikan dan anugerah yang diberikan Allah. Kebaikan manusia (pihak lain) kepada dirinya dalam bentuk apa pun juga bersumber dari kebaikan Allah. Kalau begitu semua kenikmatan yang ada dan diterima oleh manusia, dari manapun asal dan sumbernya, semuanya merupakan kebaikan Allah, dan kenikmatan-Nya.
Allah tidak menuntut kepada manusia untuk membayar atau mengganti semua kebaikan dan anugerah-Nya kepada manusia. Allah telah memberikan kepada manusia segala yang dibutuhkan mereka tanpa diskriminasi. Allah memberi kepada manusia tanpa kecuali. Allah memberi kepada yang beriman, yang taat, dan bertakwa kepada-Nya. Allah memberi rezeki kepada yang kafir, yang tidak taat, dan yang maksiat kepadanya tanpa batas. Cobalah orang di sekitar kita, semuanya mendapat rezeki dan nikmat yang sama, walaupun mereka menerima nikmat yang berbeda jumlah dan kualitasnya. Tetapi, semua hal yang sama yang dibutuhkan oleh manusia diberikan Allah tanpa batas. Seandainya Allah meminta kepada manusia untuk membayar segala nikmat-Nya itu, maka manusia tidak akan mampu membayarnya. Mengapa demikian? Karena nikmat Allah kepada manusia tidak terhitung banyaknya. Allah menyatakan di dalam QS. Al-Nahl [16]: 18: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Sebagai wujud syukur atas nikmat Allah itu, Allah hanya meminta kepada manusia untuk taat kepada-Nya, melaksanakan semua yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Allah menyatakn di dalam QS. Al-Nisa’ [4]: 1: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Allah merintahkan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah segala nikmat-Nya. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Nahl [16]: 114: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Mensyukuri nikmat Allah adalah bahagian daripada ibadah kepada Allah.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.1
Follow Berita Syarikat Islam di Google News