TAUSIAH KEAGAMAAN
MENGHAYATI KEBAIKAN ALLAH
Jakarta-Kediaman Matraman, Kamis subuh, 2 September 2021
Ahmad Thib Raya-UIN Jakarta
Kebaikan Allah tidak terhingga. Walaupun kalian ingin mengjitungnya dengan alat yang sangat canggih sekalipun, tidak akan mampu kalian menghitungnya. Allah menyatakan di dalam QS. Ibrahim [14]: 34:
وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُۚ وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَظَلُومٞ كَفَّارٞ ٣٤
34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Penciptaan manusia dengan diberikannya kehidupan oleh Allah swt. merupakan kenikmatan yang amat besar. Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sangat baik, lengkap, dan sempurna. Penciptaan yang baik telah menjadikan manusia dapat hidup dengan kondisi yang baik pula. Penciptaan manusia yang lengkap, dengan diberikan berbagai sarana untuk kehidupan, seperti panca indera, dll menjadikan manusia dapat menjalani hidup dengan menggunakan fasilitas badan yang dianugerahkan Allah swt. Semua yang dibutuhkan yang ada pada badannya telah diberikan Allah. Tidak ada satu pun yang kurang. Penciptaan sempurna telah menjadikan manusia dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan kondisi dan lingkungannya.
Kehidupan manusia tidak hanya dilengkapi dengan sarana yang ada di dalam badannya. Manusia memiliki jasmani dan rohani. Unsur-unsur jasmani telah memainkan peranan penting sehingga manusia dapat berbuat, dapat bekerja, dapat bertindak dengan menggunakan semua kelengkapan badaniahnya. Unsur-unsur rohani yang ada di dalamnya juga telah memainkan peranan yang penting sehingga manusia dapat menjalani kehidupannya. Dengan akalnya manusia dapat berpikir. Dengan rohnya manusia dapat hidup. Dengan hatinya manusia dapat merasa.
Kehidupan manusia juga dilengkapi dengan sarana-sarana lain yang ada di luar dirinya, yang menyebabkan manusia dapat menjalani kehidupan secara baik, sempurna, dan berkelanjutan. Fasilitas yang ada di luar manusia terdiri atas fasilitas makanan, minuman yang bersumber dari hewani dan nabati. Lingkungan hidup yang ada di sekitar manusia telah diciptakan oleh Allah untuk manusia. Lingkungan hidup itu sesuai dengan kebutuhan manusia. Jika lingkungan hidupnya tidak cocok dengan manusia, maka manusia tidak akan bisa hidup dengan baik, bahkan mungkin manusia akan mati.
Tidak hanya itu yang membuat kehidupan manusia berjalan dengan baik, tetapi juga terkait dengan kondisi tempat dan keadaan alam di mana manusia hidup, seperti tanah, bumi, udara, pepohonan, siang dan malam, alat transportasi, dll.
Penghayatan terhadap semua nikmat Allah itu akan membuat seseorang mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada Allah. Penghayatan itu akan jauh lebih dalam lagi ketika manusia mendapatkan cobaan hidup, kekurangan di dalam hidup, musibah, dll. Kondisi ini membuat manusia cepat kembali kepada Allah dan mengingat nikmat-Nya. Akan tetapi, dalam kondisi mendapatkan nikmat manusia bisa jadi lupa akan nikmat itu.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.1