MUHASABAH TERHADAP ILMU/PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang juga anugerah Allah swt. yang amat besar. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang dapat menundukkan dunia ini dengan isinya, dapat memperbaiki alam ini, dan juga dapat menghancurkan alam ini. Dengan ilmu pengetahuannya, seseorang dapat memperbaiki kehidupan dan dapat merusak kehidupannya. Dengan ilmu pengetahuannya, seseorang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dibandingkan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya seseorang harus ber-muhāsabah dengan memikirkan dan merenungkan kembali:

1. Seberapa banyak ilmu pengetahuan yang dimilikinya sekarang ini. Sejauh mana ia menambah ilmu pengetahuan itu?

2. Sejauh mana ilmu pengetahuan yang dimilikinya dimanfaatkannya untuk kepentingan dan kemaslahatan umat manusia di dunia?

3. Sejauh mana ilmu pengetahuan yang dimilikinya itu mendorong dirinya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.?

Ilmu pengetahuan harus dimiliki oleh setiap orang. Untuk memilikinya ilmu harus dicari dan dituntut di mana pun adanya. Ilmu sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Ilmu menjadi sarana kehidupan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Jika kita menginginkan dunia, maka kita harus berilmu. Jika kita menginginkan akhirat, maka kita harus berilmu. Jika kita menginginkan kedua-duanya (dunia dan akhirat), kita haru berilmu.

Setiap manusia adalah khalifah (pengganti, perwakilan) Allah di bumi. Sebagai wakil Allah di bumi, manusia harus berilmu. Dengan ilmunya, manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah di bumi. Tanpa ilmu manusia tidak dapat menjadi khalifah Allah. Manusia sebagai khalifah Allah, harus memiliki sifat-sifat yang dimiliki Allah. Salah satu sifat Allah adalah Allah Maha Alim (Mengetahui, Berilmu).

Ingatlah Nabi Adam a.s. ketika beliau telah dinyatakan oleh Allah sebagai khalifah pertama di bumi, Allah mengajarkan ilmu kepadanya. Hal ini seperti dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 31: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

Ilmu yang kita miliki juga diperintahkan untuk diajarkan kepada pihak lain. Seperti yang dilakukan oleh Adam a.s. atas perintah Allah untuk mengajarkan para malaikat ilmu yang telah diajarkan Allah kepadanya. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 33: “Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

Orang yang berilmu disertai dengan iman yang kuta di dalam hatinya diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat, karena ilmunya. Hal ini digambarkan oleh Allah di dalam QS. Al-Mujadilah [58]: 11: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Setiap muslim berdosa kalau dia tidak mencari ilmu. Hal ini dinyatakan oleh Rasulullah di dalam hadisnya:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ».

Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah telah bersabda: “Mencari/menuntut ilmu adalah kewajiban bagi stiap muslim (muslimat).

Ilmu adalah bekal untuk masa depanmu di dunia dan masa depanmu di akhirat. Ilmu yang engkau dapatkan hari ini menjadi bekal yang ampuh bagimu untuk menjalani kehidupan masa depanmu. Siapkan masa depanmu dengan ilmu.