TAUSIAH KEAGAMAAN
MUHASABAH TERHADAP AMAL IBADAH
Jakarta-Kediaman Matraman, Selasa subuh, 24 Agustus 2021
Ahmad Thib Raya-UIN Jakarta
Harus disadari bahwa amal-ibadah adalah bekal yang harus disiapkan di dunia yang fana’ ini untuk mencapai kebahagiaan di akhirat yang baqa’ kekal abadi. Dalam ber-muhāsabah yang berkaitan dengan amal ibadah ini, seseorang harus menyadari dan merenungkan kembali:
1. Sejauh mana ia telah melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah dan sejauh mana ia telah meninggalkan hal-hal yang telah dilarang oleh Allah swt.
2. Sejauh mana ia telah menunaikan kewajiban-kewajiban yang diwajibkan oleh Allah swt, dan sejauh mana kualitas dan kuantitas dari kewajiban-kewajiban itu. Harus diketahui bahwa kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada kita merupakan hak-hak Allah yang harus ditunaikan.
3. Sejauh mana ia telah menunaikan hal-hal yang disunatkan oleh Allah swt, baik dari segi kualitas dan kuantitasnya. Harus diketahui bahwa meskipun amal-amal yang disunatkan itu adalah perintah Allah swt, tetapi sebenarnya merupakan hak-hak yang harus ditunaikan karena untuk kepentingan diri kita sendiri.
4. Sejauh mana kita telah berbuat zalim, berbuat adil, dan berbuat ihsan kepada diri kita, kepada orang tua kita, kepada orang lain, dan kepada Allah swt.
5. Pada akhirnya setiap orang harus ber-muhāsabah, sejauh mana tingkat ketakwaan seseorang terhadap Allah swt.
Ada macam amal yang harus kita tunaikan, yaitu amal yang wajib dan amal yang sunat. Amal-amal yang wajib yang kita senantiasa lakukan tidak hanya dibalas dengan pahala oleh Allah, tetapi juga akan menjadikan kita bertambah mencintai Allah. Amal-amal yang sunat yang senantiasa kita lakukan tidak hanya menambah pahala buat kita, tetapi juga akan menjadikan kita dicintai oleh Allah. Oleh sebab itu, jangan pernah meninggalkan amal-amal wajib, dan jangan pernah memandang enteng amal yang sunat.
Ingatlah pesan Rasulullah dalam sebuah hadis qudsi, yang menyampaikan pesan Allah untuk umatnya. Terjemahan hadisnya adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah Saw telah bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman:
1. “Barangsiapa memusuhi seorang wali-Ku (orang-orang yang mencintai-Ku), maka Aku akan mengumumkan perang kepadanya.
2. Barangsiapa yang telah mendekati Aku dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan, maka dia telah menyatakan cintanya kepada-Ku.
3. Jika Seorang hamba-Ku yang senantiasa mendekati Aku dengan amalan-amalan yang sunat, maka aku akan mencintainya.
4. Apabila Aku telah mencintai seorang hamba-Ku, maka aku akan menjadi pendengarannya, yang digunakannya untuk mendengar, Aku akan menjadi penglihatannya yang digunakannya untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yang digunakannya untuk bekerja, dan Aku akan menjadi kakinya yang digunakan untuk berjalan.
5. Jika seorang hamba yang Aku cintai meminta kepada-Ku, pasti Aku akan mengabulkannya dan jika dia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti aku akan melindunginya. HR. al-Bukhari.
Itulah kehebatan amalan-amalan yang wajib dan amalan-amalan yang sunat. Amalan-amalan yang wajib menjadikan kita mencintai Allah dan amalan-amalan yang sunat menjadikan Allah mencintai kita.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.1