TAUSIAH KEAGAMAAN
MUHASABAH MENURUT AL-QUR’AN
Jakarta-Kediaman Matraman, Kamis subuh, 19 Agustus 2021
Ahmad Thib Raya-UIN Jakarta
Allah mengingatkan manusia agar dia tidak melupakan Allah. Kalau dia mengingat Allah berarti dia telah melakukan muhasabah. Mengingat Allah adalah bahagian yang terpenting dari kegiatan muhāsabah. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Hasyr (59): 19: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Dalam kaitannya dengan muhāsabah, ayat di atas mengingatkan orang-orang beriman agar tidak melupakan Allah. Mereka diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Apabila mereka melupakan Allah, maka Allah akan menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri.
Allah memerintahkan untuk selalu mengingat Allah kapan pun dan di mana pun. Allah menyatakan di dalam QS. Al-A’raf (7): 205: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
Secara tegas ayat di atas memerintahkan kepada kaum muslimin untuk senantiasa mengingat Allah kapan saja dan di mana saja, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Bahkan Allah mengingatkan agar kaum muslimin tidak menjadi orang-orang yang lupa akan Allah.
Bermuhasabah tidak hanya berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk urusan akhiratnya, tetapi juga untuk urusan dunia. Mengurus urusan akhirat harus dengan mengurus urusan dunia. Mengurus urusan dunia harus seimbang dengan mengurus urusan akhirat. Ini yang disebut keseimbangan hidup dunia dan akhirat. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Qashash [28]: 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dalam kaitannya dengan muhāsabah, ayat ini memerintahkan kepada kaum muslimin untuk melakukan 4 hal: yaitu (1) Carilah (tuntutlah) akhiratmu dengan menggunakan segala apa yang telah diberikan Allah kepadamu di dunia ini, (2) jangan melupakan bahagianmu di dunia, (3) Berbuat baiklah kalian sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kalian, dan (4) jangan kalian membuat kerusakan di muka bumi. Allah ingin menegaskan dalam ayat ini bahwa manusia tidak melupakan bahagian untuk kehidupannya di dunia dan bahagian untuk kehidupannya di akhirat.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12