TAUSIAH KEAGAMAAN
MUHASABAH MENURUT AL-QUR’AN
Jakarta-Kediaman Matraman, Rabu subuh, 18 Agustus 2021
Ahmad Thib Raya-UIN Jakarta
Dalil-dalil yang dijadikan dasar dalam melakukan muhāsabah terdapat di dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah Saw.
Di dalam Al-Qur’an, misalnya, terdapat sejumlah ayat yang memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan muhāsabah, baik yang diungkapkan secara tekstual maupun yang dipahami secara kontekstual. Di antaranya adalah QS. Al-Hasyr (59): 18 di mana Allah memerintahkan sebagai berikut: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ada tiga perintah penting yang disampaikan oleh Allah di dalam ayat di atas, yaitu 1) bertakwalah kepada Allah, 2) hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang dilakukan untuk hari esoknya (hari akhiratnya), dan 3) bertakwalah kepada Allah. Bertakwa itu menjaga dirimu dari hal-hal yang buruk yang ditimpakan oleh kepadamu. Cara menjaga diri itu adalah dengan melaksanakan semua yang diperintahkan Allah dan meninggalkan semua yang dilarang Allah.
Dalam kaitan dengan muhāsabah, ayat ini memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menyiapkan diri dengan amal-ibadah untuk menghadapi kehidupan hari esok, yaitu hari akhirat. Setiap muslim harus beramal dan beribadah sebagai persiapan menghadapi kehidupan akhirat.
Siapkanlah dirimu sekarang dengan melakukan amal-amal saleh yang paling baik dan paling lengkap untuk menghadapi hari akhiratmu. Amalmu itulah yang akan selalu menemani di akhirat. Jika di dunia ini engkau melakukan amal yang buruk, maka amal yang buruk itulah yang kelak akan menemanimu. Jika engkau ditemani oleh amal yang buruk di akhirat, itu berarti bahwa engkau mendapatkan nasib yang buruk. Tempatmu di dalam neraka Jahanam. Sebaliknya, jika di dunia ini engkau melakukan amal yang saleh, maka amal yang saleh itulah yang kelak akan menemanimu. Jika engkau ditemani oleh amal yang saleh di akhirat, itu berarti bahwa engkau mendapatkan nasib yang baik.
Ingatlah bahwa dunia adalah tempat menanam dan akhirat adalah tempat memetik hasil tanaman.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12