TAUSIAH KEAGAMAAN
MAU SENANG SAJA ATAU MAU SENANG DAN TENANG
Jakarta-Kediaman Matraman, Senen pagi, 26 Juli 2021
Setiap orang yang normal ingin menjalani kehidupannya ini dengan senang dan tenang. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak ingin hidup senang dan tenang.
Orang yang dapat merasa senang dalam hidupnya adalah orang yang memiliki kecukupan di dalam hidupnya. Orang kaya, dengan kekayaannya, dapat hidup senang. Orang sehat, dengan kesehatannya, dapat hidup dengan senang. Orang kuat, dengan kekuatannya, dapat hidup dengan senang. Orang mampu, dengan kemampuannya, dapat hidup dengan senang. Pejabat, dengan jabatannya, dapat hidup dengan senang. Orang yang berilmu, dengan ilmu pengetahuannya, dapat hidup dengan senang.
Jadi, semua orang yang memiliki dapat hidup senang, sedangkan yang tidak memiliki tidak dapat hidup senang. Semua mereka belum tentu hidup dengan tenang. Orang yang dapat merasa tenang dalam hidupnya adalah orang yang senantiasa dekat kepada Allah swt., orang yang selalu beribadah kepada-Nya, orang yang senantiasa taat melaksanakan perintah-Nya, orang yang senantiasa taat meninggalkan larangan-Nya. Bertambah dekat orang itu kepada Allah, maka bertambah tenang pula kehidupannya.
Kesenangan itu selalu terkait dengan persoalan-persoalan benda/fisik, sedangkan ketenangan selalu terkait dengan persoalan-persoalan jiwa/mental/hati. Kesenangan itu mesti dirasakan oleh jasmani, sedangkan ketenangan mesti dirasakan oleh rohani. Orang kaya selalu hidup senang, tetapi belum tentu tenang. (bersambung besok)
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12