TAUSIAH KEAGAMAAN
AKHLAK YANG MULIA: SABAR
SABAR PERPSEKTIF AL-QUR‘AN
Jakarta-Matraman Dalam, Rabu subuh, 12-5-2021
Kata sabar juga digunakan di dalam QS. Al-Qalam [68]: 48 di mana Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk bersabar terhadap ketetapan Allah. Allah menyatakan:
فَٱصۡبِرۡ لِحُكۡمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ ٱلۡحُوتِ إِذۡ نَادَىٰ وَهُوَ مَكۡظُومٞ ٤٨
48. Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).
Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk bersabar dan berteguh hati terhadap ketentuan-ketentuan, keputusan-keputusan yang diberikan kepadanya, yaitu bersabar menghadapi ujian-ujian, cobaan-cobaan yang ditimpakan oleh Allah. Perintah ini ditujukan kepada Nabi Muhammad untuk menghadapi keputusan-keputusan Tuhan dengan segala ketabahan dan kesabaran.
Allah melarang Nabi Muhammad untuk bersikap, seperti sikap Nabi Yunus a.s. yang berada di dalam perut ikan, yang senantiasa berdoa sedang dia dalam keadaan marah kepada kaumnya. Nabi Yunus a.s. tidak tahan terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi yang datang dari kaumnya. Lalu dia lari meninggalkan kaumnya.
Ayat ini menegaskan kepada kita, bahwa segala keputusan Allah, dalam bentuk qada’ dan kadar, yang tidak dapat kita elakkan daripadanya, kita harus bersikap sabar menghadapinya. Sabar kategori ini adalah sabar yang wajib.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12