TAUSIAH KEAGAMAAN
AKHLAK YANG MULIA: MENGONTROL DIRI
KONTROL DIRI = TAAT KEPADA ALLAH
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Selasa subuh, 27-4-2021
Ketahuilah bahwa hidup ini adalah ujian yang maha berat yang harus dijalani sepanjang hidup, selama hayat di kandung badan, selama ruh masih bersemayan di dalam diri kita. Ada manusia yang lolos ujian ada manusia yang gagal dalam ujian itu. Kesuksesan dan kegagalan kita tergantung kepada amal yang kita lakukan. Kita akan menjadi orang yang sukses apabila mematuhi tuntunan Allah dan kita akan gagal kalau kita menyimpang dari tuntunan-Nya. Itulah kuncinya. Pilihlah mana yang kita mau, kegagalan atau kesuksesan.
Pengontrolan diri manusia harus diarahkan untuk kebaikan-kebaikan. Manusia yang mampu mengontrol dirinya adalah manusia yang mampu membawa dirinya kepada kebaikan-kebaikan. Seseorang yang sudah melakukan kebaikan-kebaokan adalah orang-orang yang lolos dari ujiannya.
Ujian bagi manusia dinyatakan oleh Allah dalam berbagai ayat, di antaranya di dalam QS. Hud [11]: 7: Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini[kebangkitan nanti] tidak lain hanyalah sihir yang nyata”.
Di dalam ayat yang lain di dalam QS. Al-Mulk [67]: 2 Allah menyatakan: „Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Allah menyatakan di dalam QS. Al-Kahf [18]: 7: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Manusia yang ingin mencapai kesukses dalam kehidupannya di dunia ini adallah manusia yang selalu taat dan mematuhi segala tuntunan Allah. Tuntunan Allah itu begitu mudah disimpulkan, yaitu perintah dan larangan. Perintah-Nya harus dikerjakan dan larangan-Nya harus ditinggalkan. Kalau seseorang melakukannya sesuai dengan tuntunannya pastilah akan menggapai kesuksesan itu.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12