TAUSIAH KEAGAMAAN
AKHLAK YANG MULIA: TAWADUK (9)
MACAM-MACAM TAWADUK
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman Dalam, Jumat pagi, 26-3-2021
Ada beberapa macam tawaduk. Macam tawaduk itu dapat dilihat dari dua dimensi utama, yaitu dimensi Tuhan dan dimensi manusia. Dari dua dimensi ini, paling tidak, tawaduk dapat dibagi atas 9 macam, yaitu sebagai berikut:
1. TAWADUK TERHADAP ALLAH, yaitu tawaduk setiap manusia terhadap Tuhan dengan mematuhi perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Setiap nafsu dihadapkan kepada perintah-Nya, maka ia akan mengerjakannya. Seseorang yang meninggalkan atau tidak mau melaksanakan perintah Allah adalah orang yang tidak tawaduk, orang yang sombong, dan membangkang. Orang yang melanggara larangan Allah adalah orang yang sombong, tidak tawaduk terhadap perintah Allah.
2. TAWADUK TERHADAP KEBESARAN ALLAH, yaitu tawaduk seorang hamba kepada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Setiap kali ia ingin takabbur, maka yang dia ingat adalah kebesaran dan keagungan Allah. Kebesaran dan kekuasaan Allah yang ada di alam ini ditandai dengan adanya langit dan bumi, dan semua ciptaan-Nya.
3. TAWADUK TERHADAP RASULULLAH, yaitu tawaduk seorang terhadap Rasulullah, Muhammad saw. dengan menunjukkan ketataan dan kepatuhan untuk melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Rasulullah dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Jika seseorang tidak melaksanakan perintah rasul dan melakukan yang dilarang Rasulullah, maka dia telah sombong, angkuh terhadap Rasulullah.
4. TAWADUK TERHADAP KEDUA ORANG TUA, yaitu tawaduk seorang anak terhadap orang tua. Tawaduknya ityu ditunjukkannya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh kedua orang tuanya, dan meninggalkan apa yang dilarang oleh orang tuanya, sepanjang yang diperintahkan dan yang dilarangnya itu tidak bertentangan dengan hukum.
5. TAWADUK TERHADAP ATASAN, yaitu tawaduk setiap orang terhadap atasannya, dengan mengerjakan apa yang diperintahkannya, dengan melaksanakan segala aturan-atuaran yang telah ditetapkan, dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan amanah yang diberikan kepadanya. Tawaduknya harus sesuai dengan aturan dan tugas yang diberikan kepadanya. Seorang bawahan tidak boleh tawaduk terhadap atasannya, jika perintah atasannya bertentangan dengan hukum dan aturan yang telah ditetapkan.
6. TAWADUK TERHADAP GURU, yaitu tawaduk seorang peserta didik, murid/pelajar/mahasiswa kepada pengajarnya, gurunya/dosennya/ pembimbingnya dengan melaksanakan apa yang diajarkan, dinasehati, disarankan untuk dilakukan, dikerjakan. Pembangkangan terhadap apa yang diperintahkan oleh guru, sepanjang yang diperintahkan itu tidak bertentangan dengan hukum, adalah suatu sikap sombong.
7. TAWADUK TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA, ialah tawaduk orang yang lebih muda usianya kepada orang yang lebih tua, dengan cara menghargai, menghormati dan memuliakannya. Jika tidak menghargai, tidak menghormati, dan tidak memuliakannya, maka sombong.
8. TAWADUK TERHADAP BAWAHAN, yaitu tawaduk yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya dengan menghargai, menghormati, dan memuliakannya. Di antara ciri tawaduk atasan terhadap anak buahnya adalah tidak menzaliminya, tidak merendahkannya, tidak menghinanya, dan tidak memberikan tugas yang sangat untuk dilaksanakannya.
9. TAWADAUK TERHADAP TAMU, yaitu tawaduk yang dilakukan oleh seorang tuan rumah kepada tamunya dengan menghargai, menghormati, dan memuliakannya. Jika dia tidak menghargai, menghormati dan tidak memuliakannya, maka tuan rumah seperti itu adalah tuan rumah yang sombong terhadap tamunya.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12