TAUSIAH KEAGAMAAN
AKHLAK YANG MULIA
MEMNUHI JANJI (2)
IMPLIKASI DARI JANJI
Ahmad Thib Raya
Bima-Kampung Salama, Sabtu subuh, 13-3-2021
Kita sudah berikrar janji dan sudah bersaksi untuk menaati Rasulullah ketika kita mengucapkan dua kalimat syahadat. Syahadat yang kita ucapkan itu merupakan komitmen dan janji kita. Kita harus memenuhi janji itu dengan menaati Allah dan Rasul-Nya.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang disembah) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah Swt.
Komitmen itu harus diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kepatuhan dan ketaatan itu adalah wujud pemenuhan janji. Dalam hadisnya Rasulullah menyatakan:
عَنْ أَبَيْ عَلِيٍّ الْجَنْبِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” مَنْ قَالَ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ “. رواه أبو داود.
Dari Abu Ali al-Janbiy r.a. bahwa dia pernah mendengar Abu Sa’id al-Khudri berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ini dia masuk surga. Kalimatnya adalah:
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
Saya telah meridhai Allah sebagai Tuhanku, Islam adalah agamaku dan Muhammad adalah Rasulullah.
Janji terhadap manusia adalah janji yang diucapkan dan diikrarkan oleh seseorang kepada orang lain. Janji yang diucapkan oleh seseorang kepada saudaranya tentu bermacam-macam. Janji-janji yang telah diucapkannya harus dipenuhi dan ditunaikannya. Janji kepada orang lain harus ditunaikan sesuai dengan ikrar yang telah dilakukan.
Perhatikanlah sabda Rasulullah di dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Tanda orang munafik tiga, yaitu jika berbicara, ia dusta, jika berjanji, ia ingkari, dan jika dipercaya, ia khianati. HR Muslim.
Hadis di atas menggambarkan orang munafik dan ciri-ciri yang dimilikinya. Orang munafik adalah orang-orang yang menyembunyikan kebenaran. Ada diri ciri yang memiliki oleh orang-orang munafik, yaitu dia berdusta ketika berbicara, dia mengingkari kalau dia berjanji, dan dia khianati kalau diberi amanah. Oleh sebab itu, dalam hadisnya yang lain Rasulullah menyatakan:
عَنِ الزُّبَيْر أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ ضَمِنَ لِي سِتًّا ضَمِنْتُ لَهُ الْجَنَّةَ» ، قَالُوا: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «إِذَا حَدَّثَ صَدَقَ، وَإِذَا وَعَدَ أَنْجَزَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ أَدَّى، وَمَنْ غَضَّ بَصَرَهُ، وَحَفِظَ فَرْجَهُ، وَكَفَّ يَدَهُ – أَوْ قَالَ: لِسَانَهُ». رواه معمر بن راشد.
Dari al-Zubair, sesungguhnya Rasulullah Saw. telah bersabda: “Siapa yang menjaminkan kepadaku untuk melakukan 6 hal, maka aku menjamin dia masuk surga.” Mereka (para sahabat) bertanya kepada beliau: “Apa saja yang enam itu ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Apabila dia berbicara, dia benar. Apabila dia berjanji, dia tunaikan. Apabila dia dipercaya (diberi amanah), dia tunaikan, orang yang menutup matanya (dari yang haram), dia menjaga kehormatannya (tidak berzina), dan dia menahan tangannya (tidak berbuat zalim). HR. Ma’mar bin Rasyid.
Dua hadis ini menerangkan bahwa orang yang tidak menunaikan janji terhadap sesama manusia adalah munafik. Orang-orang munafik akan dimasukkan ke dalam neraka. Ada pun orang-orang yang menepati janji, akan dijamin oleh Allah untuk masuk surga.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12