TAUSIAH KEAGAMAAN
AKHLAK YANG MULIA
SUKA MEMBERI (1)
Ahmad Thib Raya
Jakarta-Matraman, Sabtu subuh, 20-2-2021
Pemberian Allah kepada manusia tidak akan terhitung banyak dan jumlahnya. Tidak ada manusia yang mampu menghitung pemberian Allah itu. Kalau manusia melihat dan memperhatikan kepada dirinya, maka sangat banyak pemberian Tuhan kepada dirinya, baik yang bersifat fisik, jasmaniah, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, maupun yang bersifat rohaniah, seperti roh, akal, dan kalbu. Semua pemberian ini merupakan pemberian yang tidak akan bisa dihitung.
Kalau manusia memperhatikan apa yang ada di dekat dirinya, maka manusia akan melihat begitu banyak pemberian Allah kepada mereka. Pemberian ini akan menyebabkan manusia dapat hidup dengan baik dan sempurna. Tanpa itu semua, manusia tidak akan bisa hidup dengan baik dan sempurna, bahkan mungkin manusia tidak akan dapat hidup. Salah satu pemberian Tuhan adalah udara yang ada di sekitarnya. Kalau lebih jauh manusia memandang ke seluruh penjuru yang ada di sekitarnya, maka tidak akan terhitung banyaknya pemberian Tuhan kepada manusia.
Pemberian Tuhan itu mengharuskan manusia untuk menghayati secara mendalam dan mensyukurinya secara sempurna. Salah satu cara untuk mensyukurinya ialah dengan cara memberi kepada pihak lain sebahagian dari apa yang dimiliki manusia, yang juga merupakan pemberian Tuhan. Allah adalah zat yang maha memberi tanpa memperhitungkan berapa jumlah balasan yang diberikan manusia kepada-Nya. Allah tidak pernah menghitungnya. Demikian pulalah seharusnya manusia memberi kepada sesamanya, tanpa menghitung berapa banyak balasan yang diberikan sesamanya itu kepadanya.
Allah Maha Memberi kepada hamba-hamba-Nya segala yang dibutuhkannya tanpa batas dan tanpa hitungan. Allah hanya meminta kepada manusia untuk memberi sebahagian kecil dari apa yang dimilikinya kepada saudara-saudaranya sesama manusia. Allah memberi sangat banyak, tetapi Allah meminta hanya memberi sedikit dari apa yang diberikannya kepadamu.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12