TAUSIAH KEAGAMAAN. HAKIKAT MEMBERI (5) BERIKANLAH YANG HALAL, BAIK, DAN TERBAIK

Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar berinfak dengan harta yang halal dan baik dari hasil usaha mereka. QS. Al-Baqarah [2]: 267 menyatakan:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبۡتُمۡ وَمِمَّآ أَخۡرَجۡنَا لَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِۖ وَلَا تَيَمَّمُواْ ٱلۡخَبِيثَ مِنۡهُ تُنفِقُونَ وَلَسۡتُم بِ‍َٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغۡمِضُواْ فِيهِۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ ٢٦٧

267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memejamkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Ayat ini mengingatkan orang-orang yang beriman agar di dalam berinfak (bersedekah) dan memberi kepada pihak lain haruslah memperhatikan hal-hal yang berikut:

1. Harta yang diinfakkan (disedekahkan, diberikan) di jalan Allah itu adalah harta-harta yang halal dan baik yang merupakan hasil usaha. Halalnya harta adalah halal dari segi zatnya, dan juga halal dari segi proses perolehannya. Harta yang baik adalah harta yang memberikan manfaat bagi orang lain.

2. Harta yang dinfakkan (disedekahkan, diberikan) di jalan Allah itu adalah harta-harta yang bersumber dari hasil-hasil pertanian dan perkebunan yang telah kamu peroleh, seperti hasil tanaman padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

3. Harta yang diinfakkan (disedekahkan, diberikan) di jalan Allah itu adalah harta-harta yang terbaik atau harta-harta yang terpilih.

4. Allah melarang untuk menafkahkan (bersedekah, memberikan) harta-harta yang buruk yang kamu miliki, yang kamu sendiri tidak mau memakai dan menggunakannya. Misalnya, memilih buah yang kurang baik untuk disedekahkan, memilih beras yang kurang bagus untuk disedekahkan.