TAUSIAH KEAGAMAAN
JUJUR ADALAH JALAN MENUJU SURGA (10)
JUJUR DALAM BERKEINGINAN DAN MEREALISASIKANNYA
Jakarta-Matraman, Jumat subuh, 4-11-2020
Kejujuran yang terkait dengan Jujur dalam berkeinginan dan merealisasikannya ialah kejujuran antara apa yang dikatakan dengan kebenaran yang dilakukan. Harus diyakini bahwa kejujuran dari apa yang dikatakan harus sesuai dengan apa yang dilakukan. Kalau seseorang berkata: “Jika aku mendapatkan keuntungan lebih dari yang aku targetkan, maka semua kelebihan itu akan aku sedekahkan semuanya.” Setelah itu, ia betul-betul mendapat keuntungan yang lebih sesuai dengan targetnya. Apabila yang dikatakannya itu diwujudkannya, maka ia telah jujur. Apabila apa yang dikatakannya tidak dilakukannya, maka ia sudah berbohong.
Di dalam QS. Al-Ahzab [33]: 23 Allah menyatakan:23. “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya).”
Dari ayat ini dapat kita lihat ada dua kategori manusia dalam kehidupan ini, termasuk di antaranya orang-orang yang beriman. Kedua kelompok itu adalah: 1) orang yang menepati, janjinya, yaitu apa yang telah dikatakannya, ditepati dan dipenuhinya, 2) ada yang yang berjanji, tetapi tidak menepati janjinya.
Di ayat yang lain di dalam QS. Al-Taubah [9]: 75-77 Allah menegaskan: “75. Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. 76. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). 77. Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.
Ayat ini menggambarkan keingkaran manusia terhadap apa yang sudah dijanjikan kepada Allah. Mereka memohon kepada Allah agar diberikan karunia dan nikmat kepada mereka. Mereka berikrar dalam permohonan itu, jika mereka nanti telah mendapatkan karunia dan rahmat Allah mereka akan berinfak, bersedekah dengan apa yang telah diberikan Allah itu. Setelah Allah memberikan nikmat dan karunianya itu, mereka lupa dan ingkar terhadap apa yang mereka janjikan. Mereka tidak pernah bersedekah dan mereka tidak pernah berinfak.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12