TAUSIAH KEAGAMAAN
JUJUR ADALAH JALAN MENUJU SURGA (4)
ORANG BOHONG DI DALAM NERAKA DAN ORANG JUJUR DI DALAM SURGA
Jakarta-Matraman, Minggu pagi, 29-11-2020
Seseorang tidak hanya jujur untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi, tetapi juga harus jujur dalam menyampaikan pesan-pesan agama, seperti pesan-pesan Rasulullah Saw. Seseorang yang mengatakan sesuatu yang tidak pernah dikatakan oleh Rasulullah, itu juga suatui kebohongan dan ketidakjujuran. Seseorang yang menyampaikan sesuatu yang tidak pernah dikatakan oleh Rasulullah dipandang sebagai suatu kebohongan. Jika seseorang melakukan hal demikian, maka hukumannya adalah neraka. Hal ini di dasarkan pada hadis berikut:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَى هَذَا الْمِنْبَرِ إِيَّاكُمْ وَكَثْرَةَ الْحَدِيثِ عَنِّي فَمَنْ قَالَ عَلَيَّ فَلْيَقُلْ حَقًّا أَوْ صِدْقًا وَمَنْ تَقَوَّلَ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّار. رواه ابن ماجه.
Dari Abu Qatadah ia berkata. Aku mendengar Rasulullah bersabda di atas mimbar ini: “Jauhilah oleh kamu banyak berbicara tentang aku. Barangsiapa yang mengatakan tentang aku, katakanlah yang benar atau dengan jujur. Barangsiapa yang membuat-buat perkataan yang bukan aku katakan, maka dia akan ditempatkan di dalam nereka”. HR Ibn Majah.
Dalam hadis yang lain yang diriwayatkan oleh Ibn Majah, Rasulullah menyatakan bahwa orang yang menyatakan sesuatu kebenaran secara jujur, maka Allah akan mengangkat derajatnya ke tingkatb posisi mati syahid, walau dia mati di tempat tdirunya. Hadisnya adalah sebagai berikut:
عن سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ مِنْ قَلْبِهِ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ. رواه ابن ماجه.
Dari Sahl bin Hunaif, dia menceritakan kepadanya dari ayahnya dan kakeknya, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang bermohon kepada Allah kesaksian yang benar dari kalbunya, niscaya Allah akan mengangkatnya ke derajat para syuhada’, meskipun ia meninggal di tempat tidurnya.” HR Ibn Majah.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12