TAUSIAH KEAGAMAAN
HAKIKAT AKHLAK (4)
AKHLAK ISLAMI
Ahamad Thib Raya
Jakarta-Matraman, Senen pagi, 9-11-2020
Akhlak yang diharapkan dapat diwujudkan oleh setiap manusia dalam kehidupannya adalah akhlak yang mulia, dan itulah yang disebut akhlak islami. Akhlak islami adalah perilaku yang dilakukan oleh manusia untuk meraih kehidupan terbaik dan metode utama untuk berinteraksi dengan semua pihak, yaitu diri sendiri, sesama, alam lingkungan, dan Allah swt. Dengan akhlak islami, perilaku manusia didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Perilaku ini ditujukan untuk kehidupan yang lebih baik.
Sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak dalam perspektif Islam adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan oleh wahyu ilahi untuk menata perilaku manusia. Hal ini dalam rangka mengatur kehidupan seseorang serta mengatur interaksinya dengan orang lain dan dengan makhluk-makhluk Allah yang lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk merealisasikan tujuan diutusnya manusia di atas muka bumi ini sebagai khalifah Allah.
Tatanan akhlak dalam perspektif Islam bercirikan dua hal berikut ini.
1. KARAKTER RABBANI. Karakter rabbani adalah seluruh kegiatan atau yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan kepatuhannya terhadap Tuhannya. Semua ibadah yang dilakukan oleh seseorang ditujukan sebagai wujud kepatuhan terhadap Tuhan. Ibadah salat, ibadah puasa, ibadah zakat dan ibadah haji serta ibadah-ibadah yang lainnya berkaitan dengan akhlak rabbani. Hal ini menjadi dasar yang paling kuat karena setiap detik kehidupan manusia harus berdasarkan atas hasratnya untuk berkhidmah kepada Allah melalui interaksinya dengan makhluk-Nya. Karena itu, wahyu dirilis sejalan dengan bentuk tatanan akhlak ini.
2. KARAKTER MANUSIAWI. Karakter manusiawi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka interaksinya dengan manusia-manusia yang lain atau dengan makhluk-makhluk Allah yang lain. Kebaikan yang dilakukan oleh seseorang terhadap saudaranya, mislanya menyampaikan salam kepadanya, memberinya makanan dan minuman, membantunya ketika dia mendapatkan kesulitan termasuk dalam kategori akhlak (karakter manusiawi). Jika dilihat dari sisi akhlak yang merupakan aturan umum dari dasar-dasar budi pekerti umum lainnya. Manusia memiliki peranan dalam menentukan kewajiban tertentu yang khusus dibebankan kepadanya. Selain itu, ia memiliki peranan dalam mengenal perilaku manusia yang lain. Atas dasar inilah akhlak dipandang sebagai jiwa agama Islam. Rasul saw. Bersabda: “Kebajikan adalah akhlak mulia.”
Dua karakter ini saling berkaitan antara satu sama lain. Atau dengan kata lain bahwa seseorang yang melakukan ibadah kepada Allah berkaitan dengan karakter manusiawi, atau paling tidak di dalamnya terdapat unsur karakter manusiawi. Ibadah-ibadah yang dilakukan oleh seseorang dengan baik memiliki kaitan hubungan atau pengaruh terhadap karakter manusiawi. Orang yang telah melakukan ibadah kepada Allah dengan baik diharapkan dapat memberi pengaruh ke dalam dirinya untuk mewujudkan karakter manusiawi yang sangat baik terhadap sesamanya.
Karakter manusiawi juga mempunyai pengaruh atau berkaitan dengan karakter rabbani. Ketika Anda berbaik baik kepada sesama manusia, dan tidak ada hubungan langsung dengan ibadah kepada Allah, maka amal yang baik itu akan menghasilkan pahala atau suatu kebaikan sebagai balasannya. Kalau Anda memberi bantuan makanan dan minuman kepada seseorang, maka karakter yang dilakukan adalah karakter manusiawi. Tetapi, perbuatan baikmu itu akan diberi ganjaran pahala oleh Allah swt.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12