TAUSIAH KEAGAMAAN
Rabu, 21 OKTOBER 2020
HAKIKAT TAUBAT (1)
PENGERTIAN TAUBAT
Kata “taubat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Arab. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “taubat” mengandung dua pengertian. Pertama, taubat berarti sadar dan menyesali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, kata “taubat” berarti kembali kepada agama (jalan, hal) yang benar. “Bertaubat” berarti menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).
Dalam bahasa Arab, kata “taubat” itu adalah bentuk dasar (mashdar) dari kata “taba” (تَابَ), “yatubu” (يَتُوْبُ), “taubah” (تَوْبَةً). Kata “taubat” berarti “kembali ke jalan yang benar”. Secara istilah, taubat berarti kembali kepada Allah dengan melepaskan segala ikatan penyimpangan yang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan segala hak-hak Allah swt.
Kata “taubat” dapat didasandarkan kepada manusia maupun Allah. Kata “taubat” yang disandarkan kepada manusia berarti “memohon ampun atas segala dosa dan kembali kepada jalan Allah. Orang yang melakukan taubat disebut “ta’ib”, dan orang yang selalu dan senantiasa bertaubat disebut “tawwab”. Adapun kata “taubat” yang disandarkan kepada Allah berarti memberi ampun kepada hamba yang bertaubat. Allah disebut at-tawwab, karena Allah senantiasa memberikan pengampunan kepada hamba-hamba-Nya. At-Tawwab adalah salah satu nama Allah (al-Asma’ al-Husna) yang sangat Agung. Dengan sifat “a-tawwab” itu Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.
Imam al-Gazali dalam kitab Ihya’ Ulm ad-Din, menyatakan bahwa taubat dari dosa dengan cara kembali kepada Allah merupakan jalan pembuka bagi orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan, modal bagi orang-orang yang beruntung, langkah awal para murid, kunci istiqamah orang-orang yang condong kepada Allah, teropong bagi orang-orang pilihan dan orang-orang yang dekat kepada-Nya (muqarrabin), yang dilakukan oleh para Nabi, mulai dari Adam hingga Muhammad saw. Taubat bagi anak-anak Adam dan umat para Nabi, termasuk kita sebagai umat Nabi Muhammad, adalah sangat layak dilakukan. Bertaubat berarti mengikuti sunnah (kebiasaan) para Nabi dan Rasulullah.
Bertaubat seringkai dikacaukan pengertiannya dengan istigfar. Pada hakikatnya keduanya berbeda. Bertaubat berkaitan dengan permohonan ampun terhadap dosa besar yang dilakukan, sedangkan istigfar berkaitan dengan permohonan ampun terhadap dosa kecil yang telah dilakukan. Seseorang yang telah melakukan dosa besar dipandang telah keluar dari jalan Allah, telah keluar dari rel yang telah ditentukan Allah, dan cara untuk kembali kepada rel itu, ialah dengan jalan bertaubat. Seseorang yang melakukan dosa kecil belum dipandang keluar dari jalan Allah, karena itu, maka cukup bagi seseorang yang melakukan tindakan demikian untuk meohon ampun kepada Allah.
Jakarta-Matraman, Rabu malam, 21 Oktober 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12