TAUSIAH KEAGAMAAN
JUMAT, 16 OKTOBER 2020
AMAL DAN DAMPAKNYA BAGI PELAKUNYA (7)
SETIAP AMAL HARUS DISERTAI NIAT (2)
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
Ada satu hal yang paling mendasar yang harus Anda lakukan ketika Anda melakukan suatu amal. Hal itu adalah keikhlasan dan ketulusan dalam melakukan amal. Amal yang dilakukan harus didasari atas niat yang ikhlas, yang tulus. Ketulusan niat dalam beramal menjadi dasar dapat diterimanya amal yang dilakukan oleh seseorang. Hanya amal yang dilakukan dengan ikhlas dan tulus itulah yang dapat diterima. Amal yang dilakukan tidak atas dasar ikhlas tidak akan diterima oleh Allah swt.
Mari kita lihat, bagaimana Allah menyatakan pentingnya ikhlas di dalam melakukan amal. Di antaranya adalah di dalam QS. al-Zumar [39]: 2:
إِنَّآ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ فَٱعۡبُدِ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ ٢
2. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Ayat ini memerintahkan untuk melakukan ibadah kepada Allah, untuk melakukan amal atas dasar keikhlasan dan ketulusan hanya kepada Allah Swt.
Ayat lain yang terdapat di dalam QS. al-Zumar [39]: 11 menyatakan:
قُلۡ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ ١١
11. Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.
Rasulullah Saw. diperintahkan oleh Allah untuk menyatakan bahwa beliau diperintahkan oleh Allah untuk melakukan ibadah kepada-Nya secara tulus, ikhlas, dan murni hanya untuk Allah Swt.
Ayat lain lagi menyatakan bahwa Allah Swt. di dalam QS. al-Bayyinah [98]: 5 menyatakan:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Manusia diperintahkan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya dengan tulus, dan hanya ditujukan untuk Allah. Demikian pula halnya di dalam melaksanakan salat dan zakat, serta ibadah-ibadah yang lainnya. Perhatikan pernyataan Allah di dalam QS. al-Baqarah [2]: 265:
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثۡبِيتٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ كَمَثَلِ جَنَّةِۢ بِرَبۡوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٞ فََٔاتَتۡ أُكُلَهَا ضِعۡفَيۡنِ فَإِن لَّمۡ يُصِبۡهَا وَابِلٞ فَطَلّٞۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ ٢٦٥
265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
Di dalam hadisnya Rasulullah Saw bersabda:
عن عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. رواه البخاري
Dari Alqamah bin Waqqash al-Laitsy, ia berkata. Aku telah mendengar Umar ibn al-Khattab ra berpidato di atas mimbar. Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya semua amal tergantung kepada niat. Setiap orang akan tergantung kepada niatnya. Siapa yang berhijrah kepada dunia yang ingin diperolehnya atau kepada perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang diniatkannya itu.
Hadis ini menerangkan bahwa semua amal harus dilakukan niat yang tulus karena Allah semata. Setiap amal yang dilakukan oleh seseorang harus disertai niat yang ikhlas. Amal yang dilakukan tidak disertai niat, maka amal itu menjadi sia-sia di sisi Allah. Amal yang dilakukannya yang tidak disertai niat, dia hanya mendapatkan amal yang dilakukannya.
Jakarta-Matraman, Jumat pagi, 16 Oktober 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12