SARAPAN ROHANI PAGI
SELASA, 13 OKTOBER 2020
AMAL DAN DAMPAKNYA BAGI PELAKUNYA (2)
ORANG-ORANG YANG PALING RUGI DALAM AMALNYA
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
Harus diketahui bahwa ada amal yang dilakukan oleh seseorang yang merugi. Amal itu tidak diperhitungkan oleh Allah sebuah kebaikan yang telah dilakukannya. Orang-orang yang merugi dalam amal dan perbuatannya itu adalah orang yang memandang telah melakukan perbuatan baik, tetapi dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Amal kebaikan yang telah mereka lakukan tidak akan dinilai oleh Allah di hari kiamat. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an S. AL-Kahf [18]: 103-105 dikatakan: 103. Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” 104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. 105. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
Berdasarkan ayat di atas, maka dapat dikatakan bahwa amal-amal saleh yang dilakukan oleh seseorang menjadi sia-sia di mata Allah, karena Allah tidak memberikan penilaian terhadap amal yang telah dilakukannya disebabkan karena dia tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari kemudian. Oleh sebab, amal itu diterima dan dinilai oleh Allah, jika amal dilakukan atas dasar iman kepada Allah.
Ada beberapa kelompok orang yang dipandang menjadi orang yang merugi di akhirat nanti. Allah juga telah menggambarkan kelompok-kelompok orang itu dalam beberapa ayat. Di antaranya Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang sangat merugi dalam kehidupannya ini adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak melakukan amal-amal saleh. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. al-Ashr [103]: 1-3:
“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Orang-orang yang juga merugi di akhirat nanti adalah orang yang tidak memohon ampun atas segala dosa mereka. Hal ini digambarkan oleh Allah di dalam QS. Al-A’raf [7]: 23: “ Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”
Orang yang juga dipandang merugi di akhirat adalah orang-orang yang menyembah selain Allah. Hal ini dikatakan oleh di dalam QS. al-Zumar [39]: 15: Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Orang-orang yang juga merugi adalah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, yang tidak mengikuti ajaran-ajaran Allah yang tidak mau melaksanakan tuntunan-tuntunan Allah Swt. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Yunus [10]: 95: “Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang rugi.”
Bahkan, ada di antara manusia beriman yang telah melakukan berbagai ibadah kepada Allah, taat melaksanakan ibadah salat, taat melaksanakan puasa, dan taat menunaikan zakat. Amal-amal ibadah yang telah dilakukannya menjadi amal yang sia-sia, dan bahkan dia menjadi orang-orang yang bangkrut. Hal ini dinyatakan oleh Rasulullah di dalam hadis riwayat Muslim sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian siapa yang disebut orang yang bangkrut? Mereka menjawab: “Yang bangkrut itu ialah orang yang tidak memiliki uang dan harta benda. Rasulullah lalu menjelaskan bahwa sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku di hari kiamat adalah orang yang membawa amalan shalat, puasa, dan zakatnya, dan dia datang dalam keadaan ia telah memaki dan mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain tanpa hak, melakukan pertumpahan darah, dan memukul orang lain. Lalu kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya itu dibagi-bagikan kepada mereka yang telah dicacinya, dituduhnya, dimakan hartanya, ditumpahkan darahnya, dan dipukulnya. Apabila amalan-amalannya seluruhnya telah habis dibagi-bagikan sebelum semuanya tuntas, maka akan diambil dosa dan kesalahan dari mereka yang telah dizahilimi tadi untuk diberikan dan dibagikan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke dalam neraka. HR Muslim.
Jakarta-Matraman, Selasa subuh, 13 Oktober 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12