SARAPAN ROHANI PAGI
RABU, 7 OKTOBER 2020
HOAKS DALAM PERSEPEKTIF ISLAM (6)
PETUNJUK AL-QUR’AN UNTUK MENANGKAL HOAKS
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
Kebohongan yang telah dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang tidak boleh dibiarkan untuk berkembang dan menyebar ke mana-mana sebelum kita meyakini betul kebenaran informasi itu. Sebab, akibat buruk yang ditimbulkannya sangat besar dan merusak sendi-sendi kedamaian, keamanan, dan ketertiban di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Oleh sebab itu, jika Anda menerima sebuah berita dari seseorang, baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan, seperti yang disampaikan dalam media sosial yang ada di dalam Handphone Anda, jangan langsung percaya dan jangan langsung disebarkan ke mana-mana.
Yang harus Anda lakukan adalah Anda harus mengeceknya terlebih dahulu keberadaan informasi itu. Apakah informasi itu benar adanya atau tidak. Apakah informasi itu memiliki sumber yang jelas, yang dapat dipercaya atau tidak. Apakah informasi itu suatu realita, kenyataan yang benar-benar terjadi atau tidak. Siapa tahu berita itu adalah berita bohong, hoaks yang dengan sengaja dibuat dan disebarkan oleh orang-orang tertntu yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan menfitnah, mengadu domba, atau memecah belas seseorang atau sekelompok orang.
Dalam kaitan dengan itu, Allah swt memberikan tuntunan-Nya untuk melawan hoaks itu melalui firman-Nya di dalam QS. Al-Hujurat [49]: 6:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ
1. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Apa yang harus Anda lakukan ketika Anda kedatangan seseorang yang membawa suatu informasi, atau ada tulisan orang yang Anda terima melalui media-media sosial, baik tulis dan maupun cetak? Yang Anda harus lakukan adalah mengecek, memeriksa, meneliti informasi itu. Apakah informasi itu benar adanya atau tidak. Apakah informasi itu berita yang benar atau berita bohong.
Jika Anda tidak melakukan pengecekan, pemeriksaan, dan penelitian terhadap kebenaran informasi itu, maka Anda menerima informasi yang tidak jelas, yang belum tentu benar adanya. Jika Anda mempercayai informasi itu tanpa pengecekan, maka Anda termasuk orang yang tertimpa musibah kebohongan. Jika Anda ikut menyebarkannya tanpa pengecekan, dan ternyata berita itu tidak benar, maka Anda termasuk orang yang ikut menimpakan musibah kebohongan kepada orang lain.
Jadi, telitilah dan periksalah berita yang Anda terima sebelum Anda percaya. Jika Anda percaya berita itu dan ternyata kemudian berita itu tidak benar, maka Anda termasuk orang yang terzalimi. Jika Anda ikut menyebarkan informasi yang tidak benar itu, maka Anda melakukan penzaliman terhadap orang lain. Jangan membiarkan diri Anda terzalimi oleh orang lain dan jangan pula Anda membiarkan diri Anda menzalimi orang lain. Menzalimi orang lain, dosanya di sisi Allah amatlah benar, dan sanksi adalah api neraka.
Jakarta-Matraman, Rabu pagi, 7 Oktober 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12