SARAPAN ROHANI PAGI
SABTU, 3 OKTOBER 2020
HOAX DALAM PERSEPEKTIF ISLAM (2)
PENGERTIAN HOAKS
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
Istilah qaul al-dzuur (قول الزور) tidak berbeda dengan pengertian kadzib, yang ucapan-ucapan palsu, ucapan yang mengandung kebohongan yang dia buat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan bagi dirinya atau kepentingannya. Allah menegaskan kepada kaum muslimin untuk menjauhi perkataan bohong itu, seperti di dalam QS. Al-Hajj [22]: 30:
ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ حُرُمَٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦۗ وَأُحِلَّتۡ لَكُمُ ٱلۡأَنۡعَٰمُ إِلَّا مَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡۖ فَٱجۡتَنِبُواْ ٱلرِّجۡسَ مِنَ ٱلۡأَوۡثَٰنِ وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ ٱلزُّورِ
30. Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.
Rasulullah di dalam banyak hadisnya juga melarang untuk berkata bohong dan bersaksi bohong, sebagaimana ayang terdapat di dalam riwayat Bukhari, dari Ubaidillah bin Abu Bakar:
عن عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الكَبَائِرَ، أَوْ سُئِلَ عَنِ الكَبَائِرِ فَقَالَ: “الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ، فَقَالَ: أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ؟ قَالَ: قَوْلُ الزُّورِ، أَوْ قَالَ: شَهَادَةُ الزُّورِ “. رواه البخاري
Dari Ubaidillah bin Abu Bakar, dia berkata: Aku mendengar Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw telah menyebut dosa-dosa besar ketika bekiau ditanya tentang dosa-dosa besar. Belua lalu bersabda: “ (Dosa-dosa besar itu adalah) 1) menyekutukan Allah, 2) membunuh jiwa, dan 3) dosa kepada kedua orang tua. Lalu beliau bersabda lagi: Ketahuilah bahwa saya memberitahukan kepadamu dosa yang paling besar dari dosa-dosa besar itu, beliau berkata: “Dosa besar yang paling besar adalagh berkata bohong atau menjadi saksi palsu.” HR Bukhari.
Rasulullah Saw. dalam suatu ceramahnya menyatakan bahwa berkata bohong atau menjadi saksi palsu itu sama dengan melakukan syiirik. Karena itu dosa berkata bohong atau menjadi saksi palsu itu sama dengan dosa syirik. Dosa yang paling besar. Hal ini dikatakan Rasulullah Saw. dalam hadis berikut:
عَنْ أَيْمَنَ بْنِ خُرَيْمٍ، قَالَ: قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، عَدَلَتْ شَهَادَةُ الزُّورِ إِشْرَاكًا بِاللَّهِ» ثَلَاثًا، ثُمَّ قَرَأَ: {فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ} [الحج: 30]. رواه أحمد و ابن ماجه.
Dari Aiman bin Khuraim, Rasulullah Saw. telah berdiri melakukan ceramah, beliau lalu berkata: Wahai manusia, sesungguhnya berkata bohong atau bersaksi palsu sama dengan syirik kepada Allah Swt. Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Lalu beliau membaca ayat di dalam surah al-Hajj [22]: 30 di atas: maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. HR. Ahmad dan Ibn Majah.
Jakarta-Matraman, Sabtu subuh, 3 Oktober 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12
Follow Berita Syarikat Islam di Google News