SARAPAN ROHANI PAGI
JUMAT, 2 OKTOBER 2020
HOAX DALAM PERSEPEKTIF ISLAM (2)
PENGERTIAN HOAKS
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
Kata kadzib (كذب)adalah suatu informasi palsu (bohong) yang disampaikan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu keuntungan bagi dirinya atau kepentingannya. Agama melarang untuk berdusta.
Orang yang berdusta dipandang sebagai munafiq. Seperti di dalam hadis Rasulullah: Tanda-tanda munafiq itu ada 3, yaitu: 1) apabila dia berbicara, ia berdusta, 2) apabila dia berjanji dia ingkari, dan 3) apabila dia diberi amanah, dia khiyanati.”
Orang-orang yang melakukan atau mengadakan kebohongan adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, dan tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Nahl [16]: 105:
إِنَّمَا يَفۡتَرِي ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ ١٠٥
105. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.
Perbuatan bohong adalah perbuatan dosa, seperti yang dinyatakan oleh Allah di dalam QS. al-Nisa’ [4]: 50:
ٱنظُرۡ كَيۡفَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۖ وَكَفَىٰ بِهِۦٓ إِثۡمٗا مُّبِينًا ٥٠
50. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
Orang yang mengadakan kebohongan atau melakukan perbuatan bohong, balasannya adalah neraka. Hal ini dinyatakan oleh Allah di dalam QS. Al-Nahl [16]: 62:
وَيَجۡعَلُونَ لِلَّهِ مَا يَكۡرَهُونَۚ وَتَصِفُ أَلۡسِنَتُهُمُ ٱلۡكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ لَا جَرَمَ أَنَّ لَهُمُ ٱلنَّارَ وَأَنَّهُم مُّفۡرَطُونَ ٦٢
62. Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tiadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan (ke dalamnya).
Rasulullah saw telah menggambarkan kejujuran dan kebenaran ini dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abdullah Ibn Mas’ud:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا. رواه البخاري ومسلم.
Dari Abdullah Ibn Mas’ud r.a., dari Nabi Muhammad saw., ia bersabda: “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke Surga. Apabila seseorang selalu bersikap jujur dan memiliki kebiasaan untuk jujur, niscaya di sisi Allah ia dicatat sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya kebohongan membawa kepada kejahatan, dan kebohongan mengantarkan ke Neraka. Apabila seseorang selalu berbohong dan memiliki kebiasaan berbohong, niscaya di sisi Allah ia dicatat sebagai pembohong.
Berbohong adalah tindakan atau perbuatan yang sangat berbahaya dalam kehidupan, baik bagi individu yang melakukan kebohongan maupun bagi masyarakat. Kebohongan jelas-jelas membawa kepada kejahatan-kejahatan yang lain.
Jakarta-Matraman, Jumat pagi, 1 Oktober 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12