SANTAPAN ROHANI MALAM
SENEN, 21 SEPTEMBER 2020
KALIMAT HIKMAH IBN ATHA’ILLAH
Dalam kalimat hikmahnya Ibn Atha’illah al-Iskandary menyatakan:
175- الْفَاقَاتُ بَسْطُ الْمَوَاهِبِ.
“Ragam kesulitan merupakan hamparan anugerah.”
Para pencinta kalimat hikmah Ibn Atha’illah.
Begitu indah ungkapan yang disampaikan oleh Ibn Atha’illah dalam kalimat hikmahnya di atas. Dia mengatakan: “Ragaman kesulitan yang dialami oleh para murid (orang Arif) adalah hamparan anugerah Allah Swt. Bagaimana bisa, kesulitan menjadi anugerah?
Kata “kesulitan” yang digunakan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan tiga kata di dalam bahasa Arab, yaitu فاقة (faaqah), مشقة (masyaqqah), dan عسر (‘usr). Kata فاقة sendiri dapat memiliki beberapa arti, yaitu kesulitan, kemiskinan, dan kefakiran, seperti keadaan kekurangan yang dialami oleh seseorang pada saat tertentu. Kesulitan seperti biasanya berkaitan dengan persoalan individu. Kata مشقة diartikan dengan “kesulitan, halangan, rintangan” yang dialami pada saat tertentu, seperti pada saat melakukan perjalanan, safar. Kesulutan seperti dialami karena kondisi atau keadaan yang dialami oleh seseorang. Adapun kata عسر (‘usr) adalah kesulitan yang dialami oleh seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, seperti sulit untuk berjalan, sulit untuk duduk, atau kesuluitan lainnya.
Kata “anugerah” yang ada di dalam bahasa Indonesia diartikan dengan tiga kata dalam bahasa Arab, yaitu عطاء (‘atha’), معونة (ma’unah), فضل (fadhl), dan موهبة (mauhibah). Kata عطاء (‘atha’) sendiri diartikan dengan pemberian yang diberikan kepada seseorang, baik dalam materi maupun dalam bentuk non-materi, baik dalam kondisi normal maupun tidak normal. Kata معونة (ma’unah) diartikan dengan pemberian yang diberikan dalam bentuk pertolongan pada saat seseorang mendapatkan kesulitan. Kata فضل (fadhl) diartikan dengan pemberian atau kelebihan yang diberikan oleh Allah dalam bentuk rezeki kepada semua manusia. Adapun kata موهبة (mauhibah) diartikan dengan anugerah atau pemberian yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang khusus.
Bagaimana para sufi (orang-orang arif) memahami bahwa kesulitan-kesulitan yang berbagai macam dan ragamnya yang dialami oleh mereka dipandang sebagai hamparan anugerah? Banyaknya kesulitan yang dialami dipandang sebagai berbagai nikmat yang dihamparkan oleh Allah kepada mereka. Kesulitan dipandang sebagai anugerah? Kesulitan dipandang sebagai anugerah karena mereka yang berada dalam kesulitan mendapatkan banyak anugerah Allah.
Syekh Abdullah al-Syarqawi ketika menjelaskan kalimat hikmah Ibn Atha’illah mengatakan: “Ragam ujian bagaikan hamparan permadani yang dipenuhi karunia dan pemberian ilahi bagi yang duduk di atasnya. Sebagaimana halnya orang yang duduk di atas permadani raja, ia tentu akan mendapatkan kenikmatan yang diberikan raja kepadanya. Ujian berupa kesulitan membuatmu selalu hadir bersama Tuhanmu dan mendudukkanmu di permadani ketulusan. Pada saat hadir itulah, kau akan diberi karunia rabbani dan embusan kasih sayang-Nya.
Kesulitan yang dialami oleh para sufi (orang-orang Arif) akan melahirkan berbagai anugerah bagi mereka. Anugerah-anugerah itu di antaranya adalah ketabahan dan kesabaran yang lahir dari diri mereka. Ketabahan dan kesabaran mereka akan menguatkan keyakinan mereka untuk menjalani ujian-ujian Allah. Ketika mereka sanggup menahan kesabaran dalam kesulitan, derajat mereka akan dinaikkan oleh Allah. Anugerah lainnya yang mereka dapatkan adalah bahwa kesulitan-kesulitan yang mereka alami akan menyebabkan tertahannya hawa nafsu mereka untuk mencapai kebutuhan atau keinginan hawa nafsunya. Hawa nafsu mereka menjadi jinak dan tidak mampu berbuat banyak ketika kesulitan-kesulitan menimpa mereka. Ketahanan-ketahanan jiwa mereka menghadapi kesulitan-kesulitan akan menyebabkan mereka lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada Tuhan, yang kemudian akan menyebabkan Tuhan bertambah dekat kepada mereka dan memberikan kasih sayang yang lebih daripada sebelumnya.
Inilah yang dimaksud oleh Ibn Atha’illah dengan hamparan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada mereka yang disebabkan oleh kesulitan-kesulitan yang dialami mereka.
Jakarta-Matraman Dalam, Senen malam, 21 September 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12