SARAPAN ROHANI PAGI
KAMIS, 17 SEPTEMBER 2020
RANGKUMAN (24) CERAMAH TERAKHIR RASULULLAH
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
1. ORANG YANG ALIM BUKAN HANYA MEMILIKI ILMU TANPA MENGAMALKAN, TETAPI ORANG ALIM ADALAH ORANG MEMILIKI ILMU, LALU MENGAMALKAN ILMUNYA. Hal ini dinyatakan oleh Rasulullah Saw. dalam ceramahnya: “Sesungguhnya orang yang alim (berilmu) itu adalah orang yang mengamalkan ilmunya, walau ilmunya sedikit. Jangan kalian memandang enteng sedikit pun dari maksiat meskipun kecil di matamu. Sesungguhnya tidak ada yang kecil, kalau itu dilakukan terus, dan tidak ada yang besar kalau disertai istigfar. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menanyakan kepadamu tentang amal-amalmu, hingga tentang menyentuh pakaian saudaramu.”
Inti pesan Rasulullah dalam bagian ceramahnya ini adalah:
a. Ilmu yang kita pelajari tidak hanya ada dalam pikiran kita. Ilmu harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Walau pun ilmumu sedikit, maka amalkanlah ilmu yang sedikit itu. Kebanyakan manusia, banyak ilmunya, tapi sedikit mengamalkannya.
b. Sekecil apa pun maksiat yang engkau lakukan, jangan dipandang enteng. Kalau sesuatu yang kecil itu dilakukan terus-menerus, maka akhirnya yang kecil itu dapat menjadi besar. Setiap ada maksiat yang engkau lakukan, segeralah beristigfar dan bertaubat. Tidak dosa yang besar, yang kau mintakan ampun kepada Allah, kecuali mengampuninya.
c. Ingatlah bahwa di akhirat nanti, semua amal yang engkau lakukan di dunia akan dihisab dan akan engkau pertanggungjawabkan di hadapan pengadilan Allah.
2. SEMUA AMAL YANG ENGKAU LAKUKAN DI DUNIA INI MENJADI BEKALMU DI ALAM AKHIRAT NANTI. Rasulullah menegaskan hal ini di dalam ceramahnya: “Ketahuilah, wahai hamba-hamba Allah, bahwa sesungguhnya seorang hamba akan dibangkitkan di hari kiamat nanti berdasarkan amal yang dilakukannya dari awal hidupnya hingga dia mati. Allah telah menciptakan neraka dan surga. Lalu barangsiapa yang telah memilih neraka, maka Allah akan menjauhkannya darinya.
3. AJAKLAH MANUSIA DENGAN DAKWAHMU AGAR MEREKA BERIMAN KEPADA ALLAH. Rasulullah menyatakan tentang hal ini dalam ceramahnya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk memerangi manusia hinga mereka mengucapkan kalimat Tidak ada Tuhan selain Allah. Apabila mereka mengatakan kalimat itu, maka mereka dariku darah mereka, harta mereka, kecuali sesuai dengan haknya, dan hisab mereka tergantung kepada Allah.
4. Ketahuilah bahwa Allah tidak membiarkan sedikit pun dari apa yang telah dilarangnya, kecuali yang Allah telah jelaskan kepadamu di dalam firaman-Nya di dalam QS. al-Anfal [8]: 42:
إِذۡ أَنتُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُم بِٱلۡعُدۡوَةِ ٱلۡقُصۡوَىٰ وَٱلرَّكۡبُ أَسۡفَلَ مِنكُمۡۚ وَلَوۡ تَوَاعَدتُّمۡ لَٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡمِيعَٰدِ وَلَٰكِن لِّيَقۡضِيَ ٱللَّهُ أَمۡرٗا كَانَ مَفۡعُولٗا لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٖ وَيَحۡيَىٰ مَنۡ حَيَّ عَنۢ بَيِّنَةٖۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ ٤٢
42. (Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Jakarta-Matraman, Kamis pagi, 17 September 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12